Karenanya media sosial unggul dalam kecepatan informasi dibandingkan media massa. Sifatnya lebih real-time, pengguna pun lebih fleksibel untuk saling berkomentar.
Tapi ada satu hal yang kurang dari media sosial dan masih jadi kemewahan organisasi media, yakni verifikasi. Begitu banyak kabar berseliweran di Facebook tanpa ada jaminan kebenaran karena semua orang bisa bicara.
Melihat celah ini, Facebook membuat Instant Article (IA) pada pertengahan 2015 lalu. Menggandeng organisasi media arus utama, IA tak ubahnya pengepul konten berita yang sudah melewati tahap verifikasi. Dengan adanya IA, tak ada alasan netizen beranjak dari Facebook.
Ingin tahu kabar teman? Lihat Facebook. Ingin tahu berita terkini yang disajikan berbagai media massa? Lihat Facebook. Padahal, sama seperti Uber yang tak punya mobil, Facebook pun tak membuat konten apapun.
AirBnB
AirBnB yang merupakan akronim dari Air Bed and Breakfast, juga sama merusaknya bagi industri perhotelan. Layanan berbentuk situs dan aplikasi tersebut memediasi kepentingan penyedia kamar dan orang yang butuh kamar menginap.
Misalnya orang A punya kamar kosong di rumah atau apartemen. Ia cukup menawarkan kamar tersebut via AirBnB ke para pelesir yang butuh tempat menginap bertarif rendah.
Jika ada yang tertarik, orang A bakal dapat pemasukan tambahan. Jika tidak, orang A pun tak rugi. Sebab, orang A tak seperti pengusaha hotel yang harus bayar resepsionis, cleaning service, serta mengeluarkan ongkos pemeliharaan hotel.
Mulanya AirBnB menyasar para pelancong dengan bujet terbatas. Lama-lama banyak kamar di Airbnb yang sebelas duabelas dengan kamar-kamar hotel mewah. Yang terpenting, harganya tetap lebih murah. Maka para pelancong berbujet tinggi sekalipun tertarik memesan kamar di situs tersebut.
Artinya, AirBnB pun sudah masuk ke pasar yang harusnya diraup hotel. Jika kiprahnya di tanah air makin meluas, tak menutup kemungkinan Airbnb juga bakal diprotes para pemilik penginapan dan hotel resmi.
Padahal, sekali lagi, Airbnb adalah layanan penginapan tanpa satupun aset properti.
Amazon
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR