"Orangutan adalah mahluk yang spesial tinggal di hutan," ujar Robert Shumaker, wakil presiden konservasi kebun binatang Indianapolis. "Tanpa hutan yang sehat, mereka tidak akan bertahan hidup. Biasanya, orangutan yang tidak memiliki habitatnya lagi dan terpaksa harus keluar dari sana karena proses pengerusakan, mereka memiliki masa depan dan akan mati sebagai hasil dari habitatnya yang rusak."
Perburuan, jelas IUCN, merupakan faktor utama lain yang menjadi ancaman populasi orangutan.
Diperkirakan 2000 hingga 3000 orangutan Kalimantan telah dibunuh setiap tahun dalam empat dekade terakhir, untuk diambil dagingnya, seperti laporan Associated Press.
"Jika perburuan tidak dihentikan, maka semua populasi yang diburu akan menurun, terlepas dari apa yang terjadi pada habitat mereka . Temuan ini mengkonfirmasi bahwa perlindungan habitat saja tidak akan menjamin kelangsungan hidup orangutan.
Orangutan berkembangbiak sangat lama, dan hal itu mendukung ancamanan kepunahan yang pasti. "Betina hanya berkembangbiak 7-8 tahun sekali, jika kehilangan seekor saja, akan menjadi bencana bagi keberadaan populasi tersebut," ujar Zimmerman.
"Meskipun masa depan orangutan nampak begitu suram, namun kepunahan bukan menjadi hal yang begitu pasti saat ini," tekan Marshall pada IUCN.
Orangutan mudah beradaptasi,dan usaha pemerintah serta perusahaan untuk mengurangi pengerusakan hutan akan menjadi faktor yang cukup besar untuk menghasilkan hutan yang sehat di Sumatera dan Kalimantan.
"Meskipun saya pikir hal yang mungkin lebih buruk sebelum mereka menjadi lebih baik," kata Marshall pada Mongabay, "belum terlambat untuk menyelamatkan orangutan."
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR