Selain itu, sekolah tempat Zidane dan rekan-rekannya di SMP Negeri 3 Balikpapan menyandang status adiwiyata. Status ini menandakan bahwa sekolah tersebut memiliki kepedulian atas keberlangsungan lingkungan hidup.
Komitmen Terhadap Lingkungan Sebagai Modal
Sekarang, DCA telah menjadi yayasan sejak 2017, dan Green Generation Indonesia telah tersebar di penjuru Indonesia. Meski tampak besar kegiatan mereka, rupanya lembaga yang didirikan berawal dengan modal nyaris tanpa mengeluarkan uang.
"Akhirnya, kami melakukan banyak hal-hal sederhana. Enggak butuh duit, Rp 0, kita bisa lakuikan teman-teman, kami dan Green Generation," kata Zidane.
Zidane dan rekan-rekannya di Green Generation Indonesia memulai kegiatan kolektif di Balikpapan, seperti Ozon Campaign, Bring Your Tumbler, dan Save Our Monkey. Sejak itulah, mereka mulai berkenalan dengan anak-anak muda lain di Balikpapan, sampai akhirnya menjalin hubungan ke banyak pihak dan masyarakat di daerah lainnya.
"But we did it! Dari komitmen itu sih sebenarnya. Awalnya saya coba-coba tetapi ternyata kecanduan. Untungnya kecanduan [hal] positif, ya," terangnya.
Tenia di DCA pun punya pengalaman serupa. "Karena memang, modalnya niat nekat. Jadi, waktu itu nyari mentor, nyari temen, nyari dosen, nanya-nanya (belajar dari banyak orang). Dari situ akhirnya bikin yang namanya DCA," tuturnya.
"Jadi kita membuat corrective action, terus mulai dari kita punya program citizen science sampai ke pelatihan, ngasih pengembangan ke masyarakat, ngasih dana hibah, ngasih pendampingan ke Pokdarwis--Kelompok Sadar Wisata, dan juga tentunya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan," lanjut Tenia.
Tenia menyadari bahwa menggiatkan upaya perubahan besar dalam pelestarian lingkungan butuh modal yang besar. DCA yang berawal dari komunitas menjadi yayasan, berkembang berkat menjalin relasi dengan rekan-rekan lainnya.
"Sebenarnya yang mau aku sampaikan adalah, masalah lingkungan itu memang kompleks, tetapi opportunity-nya ada," jelas Tenia.
Berkat upaya mencari jaringan ke berbagai pihak, DCA pernah mendapat kesempatan untuk menceritakan isu lingkungan laut di depan para pemimpin Asia Pasifik dan Mantan Presiden AS Barrack Obama. Dengan demikian, luasnya jaringan kerja sama yang dapat mempertahankan DCA tetap berupaya melindungi laut tetap berjalan.
Ada banyak rintangan yang dihadapi untuk mempertahankan upaya mulia melindungi alam. Zidane dan Green Generation Indonesia pernah dicibir "sok suci" atau "sok pelestari lingkungan" oleh rekan-rekan di sekolahnya. Namun, guru pembimbingnya memberikan petuah semangat yang ditanam dalam benaknya:
"Selama hal tersebut baik, lanjutkan saja. Tak perlu dengar kata orang lain! Tuhan pastikan satu kakimu di surga, jika kamu peduli lingkungan," kata guru bernama Yudith Herawati yang dikutip Zidane.
Teringat pernyataan itu, Zidane berkesan: "Itu, sih, menjadi motor saya. Menjadi semangat saya dan teman-teman di Green Generation."
Tenia menerangkan, untuk menggiatkan upaya pelestarian lingkungan harus mulai dari hal terdekat dari diri sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan motivasi menerapkan aksi nyata, seperti menanam mangrove atau merawat sampah. Terakhir, terang Tenia, agar selalu memupuk rasa keingintahuan.
"Jadi, teman-teman lihat kanan-kiri di rumah. Siapa tahu, tahun-tahun berikutnya, teman-teman bisa menjadi inovator selanjutnya," paparnya.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR