Dari sisi keberlanjutan, penggunaan lemak sapi bisa menjadi solusi untuk mengurangi limbah.
Sebagai produk sampingan dari industri daging, tren ini membantu memanfaatkan seluruh bagian hewan agar tidak terbuang sia-sia, kata Ermias Kebreab, profesor ilmu hewan di UC Davis.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa jika permintaan beef tallow meningkat drastis, harganya bisa melonjak dan mendorong peningkatan produksi ternak, yang justru berlawanan dengan prinsip keberlanjutan.
Koji Fujioka, manajer tukang daging di The Local Butcher Shop, Berkeley, mengatakan bahwa industri daging saat ini menghasilkan banyak lemak sapi yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Meskipun ia belum melihat lonjakan permintaan beef tallow secara spesifik, ia mencatat adanya peningkatan minat terhadap produk yang lebih alami dan berasal dari sumber yang terpercaya.
Apa Saja Manfaat Lemak Sapi untuk Kulit?
Para pendukung penggunaan beef tallow mengklaim bahwa lemak sapi mengandung vitamin dan asam lemak alami yang dapat menutrisi kulit, serta menawarkan berbagai manfaat baik dari segi kosmetik maupun pengobatan.
Menurut Adam Friedman, profesor dan ketua departemen dermatologi di GW School of Medicine and Health Sciences, beef tallow memang mengandung lemak jenuh dan tidak jenuh—seperti asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat—yang juga terdapat secara alami di kulit manusia.
Kandungan ini dapat membantu memperbaiki lapisan pelindung kulit, menjaga kelembapan, serta membuat kulit lebih lembut.
Selain itu, beef tallow mengandung sejumlah kecil vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K, yang dapat berfungsi sebagai antioksidan dan mendukung kesehatan kulit.
Secara teori, kata Friedman, lemak sapi dapat meniru lipid alami kulit, membantu memperbaiki lapisan pelindung luar, mengurangi kehilangan air agar kulit tetap terhidrasi, serta meredakan peradangan.
Baca Juga: Kecantikan Hesperides dalam Cahaya Keemasan Matahari Terbenam
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR