Dengan nekatnya, Raden Sukra beranjak dari duduknya, mengeluarkan sebilah keris sebagai pegangan pertaruhan hidupnya. Pengawal senior itu kembali mencegah, "Raden jangan sekarang, sayangi badanmu.”
Raden Sukra tak menggubris, melangkahkan kakinya mantap menuju Kapugeran. Pengawal yang tadi, ditemani pengawal lain. Dua pengawal itu terus mengiringi. Sampai juga Raden Sukra di Kapugeran, istana yang menawan hatinya karena sang pujaan hati berlindung di bawah atapnya.
Sampai malam menjelang, tak kunjung tampak Raden Ayu Lembah di pelupuk matanya yang penuh kasmaran. Burung malam semakin banyak melingkupi Raden Sukra yang terus menunggu di taman bunga Kapugeran.
Sementara itu, putra Kapugeran bernama Raden Antawirya tengah meronda dengan para adiknya. Hatinya merasa tidak enak karena di taman berseliweran burung malam. Dengan sebilah pedang, Raden Antawirya terus mendekati taman.
Saat sedang mengelilingi taman, Raden Sukra mengetahui kehadiran putra-putra kapugeran yang sedang berpatroli. Dengan gegabah, mereka berusaha bersembunyi. Namun, upayanya hanya membuat Raden Antawirya dan adik-adiknya menaruh curiga.
Setelah diketahui gerak-geriknya, Raden Antawirya berusaha menangkap sosok yang mencurigakan di balik gemerisik rerumputan. Kejar-kejaran terjadi memecah keheningan malam.
Beruntung dalam pengejaran itu, Raden Sukra selamat.
***
Tak berhenti di situ, upaya nekatnya kembali ditempuh. Kali ini, Raden Sukra meminta pengasuh wanitanya bernama Nyai Gori, untuk mengirimkan surat cintanya ke Kapugeran. Dialamatkan pada dewi pujaan hatinya.
Saat Raden Ayu Lembah sedang merias diri, dikelilingi para emban sambil berbincang. Mendadak Nyai Tambakbaya datang menghaturkan surat yang diterimanya dari Nyai Gori. Sambil kebingungan, sang Raden Ayu mulai membuka suratnya.
Raden Sukra menunggui kabar surat cinta yang dikirimnya. Nyai Tambakbaya menggambarkan jika Raden Ayu kerap kali membacai suratnya sambil tersipu-sipu, bahkan terlelap hingga menaruh surat di kasur tidurnya. Makin bungah hati Raden Sukra.
Namun, di balik kebungahan itu, selama ini seorang telah menguntit di Kasindurejan. Seorang paman dari Amangkurat III bernama Raden Arya Tiron telah mengetahui semua jalinan cinta terlarang Raden Sukra dengan permaisuri.
Source | : | Digital Library UIN Surabaya,Babad Tanah Jawi |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR