Nationalgeographic.co.id—Biaya menjadi kendala utama bagi petani tanaman khusus yang ingin menerapkan praktik berkelanjutan. Beberapa praktik menjanjikan pengembalian investasi (ROI) yang cepat, seperti panel surya. Namun, ada juga praktik dengan biaya awal tinggi dan ROI yang lebih lambat atau tidak pasti.
Brianna Shales dari Stemilt Growers menyatakan, “Seringkali, ROI dalam keberlanjutan itu cepat, seperti panel surya untuk sumber energi di California, sementara di lain waktu lebih lambat atau bahkan tidak jelas.”
Emanga Alobwede dari BX menekankan bahwa petani kecil kesulitan menyeimbangkan keuntungan ekonomi dan tekanan lingkungan.
"Praktik berkelanjutan, seperti pertanian regeneratif, dapat meningkatkan kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati jangka panjang, tetapi sering kali disertai dengan biaya yang lebih tinggi dan hasil jangka pendek yang lebih rendah," jelasnya seperti dilansir The Packer. "Hal itu dapat memberikan tekanan finansial pada petani, terutama pertanian kecil."
Padahal, Andy Levitt, pendiri Brightly Ventures, melihat keberlanjutan sebagai aset, bukan beban.
"Pada tingkat tinggi, keberlanjutan dalam industri produk segar bukan lagi pilihan—itu adalah keunggulan kompetitif dan keharusan bisnis," kata Levitt, yang perusahaannya bermitra dengan operasi penyelamatan makanan untuk mengukur dan memonetisasi dampak iklim dari makanan yang dialihkan dari tempat pembuangan sampah melalui platform teknologi iklimnya.
Menyeimbangkan keuntungan ekonomi dan perlindungan lingkungan
Operasi pertanian seringkali kesulitan menyeimbangkan logistik dan kemasan berkelanjutan.
Alternatif kemasan selain plastik, seperti kemasan kompos, bisa lebih mahal dan berpotensi mengurangi umur simpan produk, yang ironisnya dapat meningkatkan limbah makanan. Peralihan ke transportasi listrik atau rendah emisi juga terhalang oleh investasi awal yang besar.
Namun, keberlanjutan dan profitabilitas tidak selalu bertentangan. Pengelolaan sumber daya yang lebih cerdas, seperti irigasi presisi dan energi terbarukan, dapat mengurangi biaya dan bermanfaat bagi lingkungan. Tantangannya adalah membuat solusi berkelanjutan ini terjangkau dan praktis bagi petani agar mereka tetap kompetitif.
Levitt menekankan bahwa pandangan lama yang mempertentangkan keberlanjutan dan kesuksesan ekonomi sudah usang. "Tantangan sebenarnya adalah menyelaraskan insentif sehingga keberlanjutan mendorong kinerja keuangan," ucapnya.
Baca Juga: Sustainability: Mulai Sadar Bahaya 'Fast Fashion'? Ini Cara 'Melawannya'
KOMENTAR