Nationalgeographic.co.id—Planet kita semakin panas dan kering seiring dengan berjalannya waktu. Bumi yang makin panas juga disebabkan oleh kebakaran hutan yang terjadi di mana-mana serta kesalahan pengelolaan ekosistem.
Kebakaran hutan besar semakin sering terjadi dan parah. Untuk mencegahnya menjadi lebih parah, diperlukan pengurangan emisi karbon dan perbaikan pengelolaan lahan yang salah selama berabad-abad.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh serangkaian penelitian terkini, hewan berpotensi membuat planet kita yang semakin hangus menjadi lebih tangguh. Tentu saja, manusia pun harus mendukung dan melindungi hewan-hewan yang berjasa itu.
Tenggiling membantu hutan pulih setelah kebakaran
Salah satunya adalah tenggiling tiongkok (Manis pentadactyla). Mamalia bersisik seukuran roti tawar ini bisa ditemukan Tiongkok, India, dan Asia Tenggara bagian utara.
Semua spesies tenggiling diperdagangkan secara luas oleh pemburu liar; tenggiling tiongkok adalah yang paling banyak diburu karena sisiknya. Tekanan yang tak henti-hentinya ini telah menyebabkan penurunan populasi tenggiling tiongkok yang mengejutkan sebesar 94 persen sejak tahun 1960-an.
Ilmuwan mempelajari bahwa ketika tenggiling bebas menjalani kehidupannya, ekosistem yang terbakar akan mendapatkan manfaat. Bagaimana caranya?
Saat mereka membangun liang bawah tanah, tenggiling menggali dalam dan membalik tanah. Proses ini mendorong pertumbuhan tanaman dan menciptakan tempat berlindung bagi puluhan spesies lainnya.
Tenggiling tiongkok menggali antara 50 hingga 100 liang setahun. Beberapa liang yang memanjang hingga ke kedalaman tanah setinggi 2 meter.
Untuk memahami bagaimana tenggiling membantu spesies lain, ilmuwan memasang kamera di luar liang tenggiling di wilayah Heping dan Chao'an, Tiongkok.
Pemasangan kamera ini dilakukan setelah serangkaian kebakaran hutan terjadi di wilayah itu. Analisis rekaman tersebut mengungkap 35 spesies berbeda memanfaatkan liang tersebut. Termasuk kucing macan tutul yang ikonik dan ular kobra raja.
Baca Juga: Dimulai Sejak Awal Peradaban, Singkap Kisah-Kisah Kebakaran Perkotaan
Di tempat tenggiling memecah gumpalan tanah yang keras dan terbakar, para ilmuwan menghitung 58 spesies tanaman tumbuh subur. Secara keseluruhan, area yang terbakar yang berisi liang tenggiling pulih lebih cepat daripada area tetangga yang tidak memiliki liang.
Berang-berang membantu mencegah kebakaran
Meskipun tenggiling dapat membantu hutan pulih dari kebakaran hutan, hewan lain mencegah kebakaran sejak awal.
Dengan membendung sungai dan menggali saluran, berang-berang menciptakan lahan basah yang menjaga lanskap tetap lembap dan tangguh.
“Ahli ekosistem seperti berang-berang secara serius mengubah lanskap,” kata Emily Fairfax, peneliti berang-berang di Minnesota University. “Mereka mengubah cara air bergerak; cara udara bergerak; serta mengubah komunitas vegetasi.”
Binatang lain pun turut berjasa
Namun, banyak spesies lain dapat membantu dengan cara yang lebih halus.
Di Gabon, gajah hutan mengukir jalan yang berfungsi sebagai sekat api. Sementara di Australia, burung lyre menggunakan kakinya yang seperti garu untuk menggali daun kering ke dalam tanah yang lembap.
Sedangkan anjing padang rumput di Amerika Utara menjaga koloni mereka bebas dari vegetasi. Hal ini menghilangkan bahan bakar yang diperlukan untuk api.
Kekuatan anjing padang rumput yang mengesankan ditunjukkan pada tahun 2021. Saat itu kebakaran Marshall membakar sebagian Front Range Colorado yang berpenduduk padat. Kebakaran tersebut menewaskan dua orang dan membakar lebih dari 1.000 rumah dan bisnis.
Namun, bahkan di dalam batas kebakaran, ilmuwan menemukan petak-petak tanah yang luas dan tidak terbakar. Petak-petak itu mengelilingi koloni anjing padang rumput.
Begitu banyak hewan yang bersedia membantu dengan cakar, belalai, atau kaki mereka. Beberapa ilmuwan mengatakan pengelola lahan harus mulai mempertimbangkan untuk meningkatkan populasi spesies ini dan spesies lainnya. Hal tersebut menjadi bagian dari rencana mitigasi dan pemulihan kebakaran mereka.
“Kita dapat memanfaatkan alam untuk melakukan pekerjaan bagi kita. Pekerjaan tersebut dapat menyehatkan ekosistem,” kata Morgan Tingley, seorang ahli ekologi dan ahli biologi evolusi di University of Californias. “Hal ini adalah situasi yang saling menguntungkan.”
Meskipun gerakan untuk memanfaatkan keterampilan pemadam kebakaran hewan masih kecil, gerakan ini terus berkembang. Di Spanyol, bison diperkenalkan kembali ke hutan Andalusia. Hewan tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah semak yang mudah terbakar.
Dan di California bagian selatan, Suku Tule River baru-baru ini melepaskan sembilan berang-berang ke kaki bukit Sierra Nevada. Berang-berang tersebut dapat membuat wilayah mereka lebih tahan terhadap kebakaran dan kekeringan.
Untuk bertahan hidup di masa depan yang lebih rawan kebakaran, kita akan membutuhkan alat, taktik, dan sekutu baru. Untungnya, kita tidak harus mengatasi masalah ini sendirian.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR