Nationalgeographic.co.id—Setiap pagi Paus Fransiskus bangun sebelum fajar di akomodasi sederhananya di Casa Santa Marta, wisma tamu Vatikan. “Saat fajar menyingsing, Paus Fransiskus berdoa dan bermeditasi sebelum menyampaikan homili pada Misa pagi,” tulis Melissa Sartore di laman National Geographic.
Pada tengah hari, Paus Fransiskus pun menjalankan sejumlah tugas, dan lebih memilih untuk mengatur jadwalnya sendiri. Panggilan telepon ke kolega dan teman, rapat, dan janji temu lainnya mendahului makan siang, setelah itu ia tidur siang.
Sore harinya sering dihabiskan untuk mengunjungi penjara dan pusat penahanan remaja, berkonsultasi dengan duta besar kepausan, atau membuat janji temu.
Sekali seminggu, sang Paus menerima berita terkini sepak bola dari seorang anggota Garda Swiss. Hal ini menjadi suatu keharusan sejak Paus berhenti menonton televisi pada tahun 1990.
Meskipun Paus Fransiskus mungkin telah berhenti menonton televisi, ia adalah pencinta seni yang aktif. Ia menikmati opera, musik klasik, dan karya seni barok. “Paus menyebut La Strada karya Federico Fellini sebagai film favoritnya,” tambah Sartore.
Beberapa kali dalam sebulan, Paus memimpin Misa Kepausan dan menyelenggarakan audiensi rutin di Lapangan Santo Petrus atau Basilika. Audiensi itu memungkinkan puluhan ribu orang bisa melihat Paus Fransiskus. Sering kali para peziarah tersebut datang dari seluruh dunia. Tidak sedikit yang menangis terharu serta bersorak ketika mereka melihat sekilas pemimpin Gereja Katolik itu.
Makan malamnya kembali dilakukan bersama sesama penghuni di Casa Santa Marta. Sesuai dengan kebiasaannya, ia tidak pernah makan sendirian.
Begitu kembali ke tempat tinggalnya yang sederhana, Paus Fransiskus mengakhiri harinya seperti saat ia memulainya—dengan tenang. Setiap malam, Paus membaca sebelum tertidur.
Paus Fransiskus memilih tinggal di wisma tamu “Casa Santa Marta”
Paus Fransiskus memutuskan untuk tidak pindah ke apartemen kepausan yang mewah di Istana Apostolik.
Baca Juga: Apa yang Unik dari Batu Nisan Paus Fransiskus yang Disebut 'Kejutan Terakhir'?
Sebaliknya, ia memilih untuk tinggal di Casa Santa Marta, wisma tamu di Vatikan. Tahun 2013, Casa Santa Marta menjadi “tuan rumah” baginya dan para kardinal Katolik lainnya selama konklaf. Konklaf 2013 berakhir dengan terpilihnya Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Gereja Katolik ke-266.
“Beliau bereksperimen dengan jenis pengaturan tempat tinggal ini, yang sederhana,” Federico Lombardi, mantan direktur the Holy See Press Office. Lombardi mengatakan pengaturan tersebut memungkinkan Paus Fransiskus untuk hidup dalam komunitas dengan orang lain.
Paus pindah dari kamar yang dipilihnya melalui undian sebelum konklaf. Dari kamar itu, Paus Fransiskus pindah ke suite 201 Casa Santa Marta. Suite 201 adalah sebuah kamar yang memiliki perabotan yang sedikit lebih elok. Suite itu juga dilengkapi dengan ruang tamu yang lebih besar tempat sang Paus menerima tamu.
Wisma tamu Casa Santa Marta dibangun pada tahun 1996 di lokasi rumah perawatan kuno untuk orang miskin. Bangunan lima lantai tersebut memiliki 106 suite, 22 kamar single, dan satu apartemen dan terletak di tepi Vatikan.
Bangunan tersebut secara teratur dihuni oleh beberapa lusin pastor dan uskup yang bekerja di Vatikan. Setengah dari kamar tersedia untuk para kardinal dan uskup yang mengunjungi Roma untuk menghadiri audiensi atau acara resmi lainnya.
Awal mula pembangunan Casa Santa Marta
Peraturan untuk konklaf mengharuskan para kardinal tinggal bersama, terpisah dari dunia luar, hingga seorang paus terpilih. Di masa lalu, mereka tidur di ranjang lipat di kamar-kamar kecil yang berdekatan dengan Kapel Sistina.
Paus Yohanes Paulus II-lah yang menyerukan pembangunan tempat tinggal tempat para kardinal elektor dapat tinggal selama pemilihan paus. Kardinal elektor merupakan kardinal yang dapat memberikan suara dalam pemilihan paus.
Dari Casa Santa Marta, para kardinal dapat mencapai Kapel Sistina dengan bus antar-jemput. Mereka pun bisa berjalan kaki sebentar di dalam taman Vatikan. Setelah pemilihan, para penghuni tetap kembali ke wisma tamu.
Vatican Insider melaporkan bahwa beberapa orang keberatan dengan Paus Fransiskus yang tetap tinggal setelah para penghuni tetap kembali.
“Saya terbiasa tinggal bersama para pastor saya,” jawab sang Paus.
Paus Fransiskus juga menggunakan Istana Apostolik, termasuk kantor-kantor di apartemen kepausannya, untuk mengadakan pertemuan dan audiensi.
Seperti semua pendahulunya sejak Paus Yohanes XXIII pada 1960-an, Paus Fransiskus juga muncul di jendela ruang belajar pribadinya setiap hari Minggu siang. Ruang pribadi itu berada di di lantai tiga Istana Apostolik. Setiap Minggu, Paus Fransiskus menyampaikan pidato di hadapan para peziarah di Lapangan Santo Petrus dan melafalkan doa Angelus.
Kini, para peziarah dan umat beriman harus menunggu selama beberapa saat hingga paus terpilih kembali mengadakan audiensi dan melafalkan doa Angelus.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR