Pastor Wauck berkomentar, “Bayangkan para kardinal yang sendirian dengan Tuhan, tanpa gangguan. Mereka duduk di sekitar lukisan dinding Penghakiman Terakhir karya Michelangelo. Menurut saya merupakan, lukisan itu menjadi latar yang sangat tepat untuk keputusan yang penting tersebut.”
Para kardinal pemilih bersumpah untuk menjaga integritas konklaf. Kerahasiaan merupakan hal yang paling penting dan hanya beberapa peserta yang diizinkan untuk melakukan kontak dengan para kardinal yang memberikan suara.
Persiapan surat suara (disebut "pra-pemeriksaan") meliputi distribusi, penyelesaian, dan penunjukan pengumpul dan penghitung surat suara. Pemberian suara (pemeriksaan), dilakukan secara rahasia.
Selama pasca-pemeriksaan, suara dihitung, ditegaskan kembali, dan kemudian dibakar.
Pemungutan suara awal dilakukan pada hari pertama. Jika tidak ada yang terpilih, maksimal empat suara untuk setiap hari konklaf berikutnya diadakan. Dengan setiap kelompok surat suara yang tidak berhasil dibakar sesudahnya.
Jika 3 hari pemungutan suara tidak menghasilkan paus baru, anggota konklaf mengambil waktu sehari penuh untuk berdoa dan merenung. Jika siklus 4 hari itu berulang tujuh kali lagi, putaran kedua antara dua kandidat yang menerima dukungan terbanyak diadakan.
Apakah Paus Gereja Katolik selalu dipilih dengan cara ini?
Kristus mendirikan kepausan dan menunjuk paus pertama, Santo Petrus. Dalam Injil Matius, Kristus memilih Petrus dengan berkata,
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Matius 16:18-19).
Sumber-sumber berbeda-beda tentang proses pemilihan Paus oleh Gereja Perdana. Ada yang menulis bahwa ia dipilih oleh semacam senat, yang terdiri dari para imam dan diaken. Sementara yang lain berpendapat bahwa umat beriman dan pastor Roma terlibat dalam proses tersebut.
Kemudian, kaisar-kaisar Romawi sering kali berpengaruh dalam pengambilan keputusan, dilansir dari Catholic Encyclopedia. Akan tetapi, jelas bahwa tidak ada satu pun bentuk pemilihan paus yang konsisten sepanjang sejarah Gereja Katolik.
Baca Juga: Dimasukkan ke Peti Jenazah, Apa yang Tertulis dalam Rogito atau Akta Paus Fransiskus?
Source | : | National Geographic,Aleteia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR