Nationalgeographic.co.id—Penemuan seekor dinosaurus mungil sebesar ayam yang baru-baru ini digali di Wyoming, Amerika Serikat, telah mengguncang pemahaman para ahli paleontologi tentang bagaimana dinosaurus menyebar ke seluruh dunia.
Dinosaurus pemangsa berusia 230 juta tahun ini — yang belum pernah ditemukan sebelumnya — merupakan dinosaurus tertua yang pernah ditemukan di Amerika Utara, sekaligus salah satu yang paling awal muncul di muka Bumi.
Makhluk kecil ini, yang ukurannya mirip ayam, diyakini sebagai leluhur jauh dari spesies dinosaurus raksasa yang kemudian mendominasi planet ini.
Penemuan ini mengejutkan para ilmuwan karena sebelumnya diyakini bahwa dinosaurus pada masa itu belum ada di belahan Bumi utara.
Sisa-sisa fosil dari beberapa individu spesies baru ini, yang dinamakan Ahvaytum bahndooiveche, pertama kali ditemukan pada tahun 2012 di Formasi Popo Agie, Wyoming.
Fosil yang didominasi oleh tulang kaki ini diperkirakan berasal dari sekitar 230 juta tahun lalu, tepatnya pada periode Trias (251,9 juta – 201,3 juta tahun yang lalu).
Nama spesies tersebut berasal dari bahasa Suku Shoshone Timur, yang wilayah leluhurnya mencakup tempat penemuan fosil tersebut. Secara umum, namanya berarti “dinosaurus dari masa lalu.”
Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 8 Januari di Zoological Journal of the Linnean Society, para peneliti mengungkap bahwa A. bahndooiveche kemungkinan termasuk dalam kelompok dinosaurus Silesaurid, dengan tinggi sekitar 30 cm dan panjang tubuh sekitar 90 cm dari kepala hingga ekor. Menurut tim, dinosaurus ini kemungkinan sudah dewasa saat mati.
Dinosaurus Silesaurid adalah famili yang telah punah dari dinosaurus Trias. Ia paling sering dianggap sebagai klad dinosaurus non-dinosaurus, dan kelompok saudara dinosaurus.
Beberapa penelitian malah menyatakan bahwa sebagian besar atau semua silesaurid terdiri dari klad divergen awal atau tingkatan parafiletik dalam dinosaurus ornithischia (sebuah klad pundah utamanya dari dinosaurus herbivora).
“Ukurannya kira-kira seperti ayam, tapi dengan ekor yang sangat panjang,” kata David Lovelace, penulis utama studi dan ahli paleontologi dari University of Wisconsin-Madison.
Baca Juga: Ruopodosaurus clava, Spesies Baru Dinosaurus yang Berzirah dan Berekor Gada
Bentuk tulang kakinya menunjukkan bahwa A. bahndooiveche merupakan nenek moyang yang sangat jauh dari kelompok sauropoda — dinosaurus berleher panjang raksasa seperti Brachiosaurus dan Diplodocus, yang baru muncul sekitar 50 juta tahun kemudian.
“Kita sering membayangkan dinosaurus sebagai makhluk raksasa, tapi sebenarnya mereka tidak langsung sebesar itu sejak awal,” tambah Lovelace.
Lebih Awal dari yang Diduga
Temuan ini memiliki dampak besar karena mengubah pandangan sebelumnya tentang seberapa cepat dinosaurus menyebar di Bumi.
Dinosaurus pertama kali muncul di Gondwana — bagian selatan dari superbenua purba Pangea yang terdiri atas Antarktika, Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan sebagian Asia.
Sebelumnya, catatan fosil menunjukkan bahwa butuh waktu hingga 10 juta tahun bagi dinosaurus untuk menyebar ke bagian utara Pangea, yang disebut Laurasia — wilayah yang kini menjadi Amerika Utara, Greenland, Eropa, dan sebagian besar Asia.
Namun, dinosaurus dari Laurasia yang baru ditemukan ini hanya berumur sekitar 3 juta tahun lebih muda dari dinosaurus tertua di Gondwana yang secara luas diakui, yaitu spesies Herrerasaurid yang ditemukan di Brasil dan diperkirakan berasal dari 233 juta tahun lalu.
Beberapa fosil dinosaurus Gondwana yang lebih tua pernah diusulkan, tetapi belum diterima secara luas oleh komunitas ilmiah.
Tim peneliti juga menemukan jejak kaki dinosaurus di sekitar lokasi fosil A. bahndooiveche, yang kemungkinan bahkan lebih tua dari fosil itu sendiri. Namun, mereka menekankan bahwa jejak ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Belum diketahui bagaimana dinosaurus bisa muncul begitu cepat di Laurasia. Salah satu dugaan adalah pengaruh iklim yang sangat basah selama periode yang disebut Carnian Pluvial Episode sekitar 234–232 juta tahun lalu.
Kondisi ini mungkin mempermudah dinosaurus menyeberangi gurun yang memisahkan wilayah utara dan selatan Bumi.
Tapi ini baru teori, dan para peneliti mengatakan bahwa masih diperlukan lebih banyak penemuan untuk benar-benar memahami proses ini.
“Kami sedang mengisi bagian-bagian cerita yang selama ini kosong, dan menunjukkan bahwa banyak asumsi lama yang ternyata keliru,” kata Lovelace.
“Sekarang kita punya bukti bahwa dinosaurus ternyata sudah hadir di belahan Bumi utara jauh lebih awal dari yang pernah kita duga.”
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR