Artikel ini mengandung 'spoiler' Hereditary.
Nationalgeographic.co.id—Dirilis pada tahun 2018, film Hereditary disebut-sebut sebagai salah satu film terseram di tahun tersebut, menuai perbandingan dengan film horor klasik seperti Rosemary’s Baby dan The Exorcist.
Salah satu elemen kunci yang membuat Hereditary begitu mengerikan adalah kehadiran entitas supranatural utamanya, Raja Iblis Paimon, dan nuansa konspirasi Luciferian yang kental.
Film-film bertema iblis memang memiliki kemampuan unik untuk menebar ketakutan mendalam, menggali alam bawah sadar kolektif yang terpengaruh oleh berbagai doktrin agama sejak dini, lengkap dengan ancaman api neraka dan sosok Iblis yang selalu menakutkan—hampir sama menakutkannya dengan konsep Tuhan.
Dalam Hereditary, iblis yang merasuki tubuh adalah Raja Paimon. Menariknya, ia hanyalah satu dari 72 iblis yang disebutkan dalam teks-teks kuno. Potensi horor dari banyaknya entitas ini, selain Iblis tunggal yang dikenal kebanyakan orang, terasa sangat menakutkan dan bahkan membuka peluang spin-off yang mengerikan.
Asal-Usul Raja Paimon
Siapa sebenarnya Raja Paimon ini? Dalam tradisi okultisme, seperti dilansir laman Den of Geek, ia disebut sebagai salah satu pengikut setia Lucifer yang memerintah 200 legiun malaikat dan terhubung dengan pohon kematian.
Kemunculan pertama Raja Paimon terdokumentasi dalam sebuah grimoire (buku teks sihir) anonim dari pertengahan abad ke-17 berjudul Lesser Key of Solomon, juga dikenal sebagai Clavicula Salomonis Regis. Teks kuno ini, yang terkesan asing bagi banyak orang, menjadi dasar pengetahuan kita tentang entitas ini.
Greg Bismarck, seorang penyihir Adept Initiate selama lebih dari empat dekade, memberikan perspektif yang berbeda: "Paimon adalah ‘iblis’ hanya bagi mereka yang mendemonisasinya."
Menurutnya, Paimon adalah salah satu dari 72 roh dalam The Goetia: The Lesser Key of Solomon karya Aleister Crowley dan sebenarnya adalah seorang Djinni. Ya, seperti dalam kisah Aladdin dan Lampu Ajaib,” jelasnya. Djinni adalah makhluk supranatural dari mitologi dan teologi Arab pra-Islam, bentuk jamaknya, Djini, dipopulerkan di budaya barat sebagai jin.
Meskipun bukan makhluk abadi, Djinni ditakuti karena bisa membawa penyakit dan kegilaan. Bismarck berpandangan, "72 ‘roh’ ini sebenarnya adalah 72 patologi psikologis dari pikiran bawah sadar."
Baca Juga: Dijuluki 'Iblis', Permaisuri Sun dari Dinasti Ming Malah Dibela Sejarawan?
KOMENTAR