Nationalgeographic.co.id—Dalam film klasik Jurassic Park tahun 1993, adegan kematian seorang karakter jahat akibat serangan Dilophosaurus menjadi momen ikonik.
Dinosaurus yang mulanya tampak kecil dan polos ini, tak lebih tinggi dari manusia, tiba-tiba berubah menyeramkan: mengembangkan embel-embel leher yang lebar, mendesis garang, dan menyemburkan racun tepat ke mata korbannya.
Gambaran dramatis ini sukses menjadikan Dilophosaurus bintang budaya pop—namun, kenyataannya, predator yang hidup pada periode Jura ini sangat berbeda dari yang digambarkan di layar lebar.
"Saya menyebut Dilophosaurus sebagai dinosaurus yang paling dikenal tetapi paling buruk pemahamannya," ujar Adam Marsh, seorang paleontolog di Petrified Forest National Park di Arizona, seperti dilansir National Geographic.
Marsh adalah peneliti utama di balik deskripsi ulang komprehensif spesies ini, yang baru-baru ini diterbitkan di Journal of Paleontology. Ia menambahkan bahwa meski sudah ditemukan sejak 80 tahun lalu, pemahaman ilmiah mengenai spesies ini masih sangat terbatas.
Sebagian Fosil, Sebagian Rekonstruksi Palsu
Kekeliruan pemahaman ini berakar dari penemuan awal. Spesimen Dilophosaurus pertama ditemukan pada tahun 1940 oleh seorang pria Navajo bernama Jesse Williams di tanah Navajo Nation dekat Tuba City, Arizona.
Pada tahun 1942, Williams menunjukkan fosil-fosil itu kepada para paleontolog di University of California, Berkeley, termasuk Samuel Welles, yang kemudian menamai spesies baru ini pada tahun 1954.
Tim yang bertanggung jawab merekonstruksi dinosaurus untuk dipamerkan menggunakan cetakan gips tulang untuk melengkapi bagian-bagian yang hilang. Dinosaurus hasil rekonstruksi tersebut "sengaja dibuat terlihat seperti [Allosaurus, predator yang berbeda] ... karena akan dipasang di dinding dan mereka ingin membuatnya terlihat lengkap," jelas Marsh.
Masalahnya, studi Welles tahun 1954, dan penelitian tambahan yang diterbitkan pada tahun 1984, tidak secara jelas membedakan mana tulang asli dan mana yang merupakan bagian gips.
Penelitian-penelitian selanjutnya yang mengacu pada makalah awal ini menghasilkan kebingungan tentang apakah Dilophosaurus lebih dekat hubungannya dengan karnivora Trias seukuran kalkun seperti Coelophysis, atau spesies Jura Akhir yang lebih besar seperti Ceratosaurus dan Allosaurus.
Baca Juga: Macam-Macam Dinosaurus: Ini 10 Tipe Dinosaurus yang Paling Tersohor
KOMENTAR