Nationalgeographic.co.id—Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi kopi spesialti, termasuk kopi gayo yang terkenal dengan aroma dan rasanya yang unik. Peningkatan suhu dan gangguan cuaca telah menurunkan produktivitas dan kualitas kopi, serta berimbas kepada mata pencaharian para petani kopi.
Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan turut memperparah dampak perubahan iklim, menciptakan efek berantai yang mengancam keberlangsungan industri kopi.
Menanggapi tantangan ini, World Resources Institute (WRI) Indonesia bersama HSBC Indonesia meluncurkan proyek Kopi Gayo Berkelanjutan (Sustainable Gayo Coffee) sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendorong produksi kopi yang berkelanjutan sekaligus menjaga warisan lokal.
Proyek ini berfokus pada tiga intervensi utama: 1) konservasi hutan dan penerapan konsep perhutanan sosial, 2) peningkatan pengolahan pascapanen dan pengembangan energi terbarukan, dan 3) peningkatan nilai tambah serta intervensi pasar.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing petani, sekaligus memperkuat ketahanan mereka terhadap dampak perubahan iklim melalui praktik-praktik berkelanjutan
Nirarta Samadhi, Country Director WRI Indonesia, mengatakan, “Perubahan iklim diperkirakan akan menyebabkan hilangnya 50% area produksi kopi pada 2050. Hal ini tentu mengkhawatirkan, mengingat kopi merupakan komoditas penting yang melibatkan banyak pihak–mulai dari petani, koperasi, pelaku usaha, hingga konsumen lokal dan mancanegara.”
“Oleh karenanya, WRI Indonesia, dengan dukungan HSBC Indonesia, berkolaborasi dengan petani Gayo untuk mampu beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim dengan memperkuat ketahanan lingkungan, menjaga kualitas, dan menjamin produksi kopi yang berkelanjutan.”
Kopi berkelanjutan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi lintas sektor dalam rantai pasok—dari petani, koperasi, pelaku usaha, hingga lembaga keuangan, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil.
Dengan semangat kolaborasi tersebut, peluncuran proyek Kopi Gayo Berkelanjutan dikemas dengan acara gelar wicara bertajuk “Dari Ladang ke Cangkir: Peluang Kopi Spesialti di Tengah Perubahan Iklim”.
Digelar bertepatan dengan momentum World of Coffee Jakarta 2025, acara ini membahas dampak perubahan iklim terhadap kopi spesialti serta usaha berbagai aktor dalam rantai nilai kopi untuk mewujudkan kopi spesialti yang resilien dan berkelanjutan.
Baca Juga: Benarkah Perubahan Iklim Memicu Naiknya Harga Kopi Favorit Kita?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR