Seluruh fosil Quetzalcoatlus yang diketahui saat ini disimpan dalam koleksi University of Texas. Penelitian ini mencakup analisis menyeluruh terhadap semua tulang Quetzalcoatlus—baik yang telah dikonfirmasi maupun yang masih diduga—bersama fosil pterosaurus lainnya yang ditemukan di Big Bend.
Dari kajian tersebut, para peneliti berhasil mengidentifikasi dua spesies pterosaurus baru, salah satunya merupakan spesies Quetzalcoatlus berukuran lebih kecil dengan bentang sayap sekitar 5,5 hingga 6 meter.
Brian Andres, yang mulai meneliti Quetzalcoatlus sejak masa sarjana di Jackson School dan kini menjabat sebagai peneliti postdoktoral di University of Sheffield, melakukan analisis serta menamai spesies baru tersebut Quetzalcoatlus lawsoni sebagai penghormatan kepada Douglas Lawson.
Berbeda dengan spesies besar yang hanya diketahui dari sekitar selusin tulang, spesies yang lebih kecil meninggalkan ratusan fosil.
Jumlah ini cukup untuk memungkinkan para ilmuwan merekonstruksi hampir seluruh kerangka spesies kecil tersebut dan meneliti bagaimana cara mereka terbang dan bergerak. Temuan dari spesies kecil ini kemudian digunakan untuk memahami perilaku kerabatnya yang lebih besar.
Penelitian tentang biomekanika dipimpin oleh Kevin Padian, profesor emeritus sekaligus kurator emeritus dari University of California, Berkeley, yang juga menjadi salah satu editor dalam koleksi riset ini.
“Pterosaurus memiliki tulang dada yang sangat besar, tempat melekatnya otot-otot terbang, jadi tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah penerbang andal,” katanya.
Kedua spesies Quetzalcoatlus diketahui mendiami kawasan Big Bend sekitar 70 juta tahun yang lalu, ketika wilayah tersebut masih berupa hutan hijau yang rimbun. Itu jauh berbeda dari kondisi gurun yang terlihat saat ini.
Meski berasal dari lingkungan yang sama, masing-masing spesies menjalani pola hidup yang berbeda. Hal ini diungkap oleh Thomas Lehman, yang memulai penelitiannya tentang Quetzalcoatlus saat menempuh pendidikan doktoral di Jackson School dan kini menjabat sebagai profesor di Texas Tech University.
Berdasarkan analisis terhadap konteks geologis tempat fosil ditemukan, Lehman menyimpulkan bahwa Quetzalcoatlus berukuran besar kemungkinan besar hidup soliter, mirip dengan bangau masa kini, dan berburu di sungai maupun aliran air.
Sebaliknya, spesies yang lebih kecil tampaknya hidup berkelompok di sekitar danau, baik secara permanen maupun musiman untuk keperluan berkembang biak. Kesimpulan ini diperkuat oleh temuan lebih dari 30 individu di satu lokasi fosil.
Source | : | Journal of Vertebrate Paleontology,EurekAlert! |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR