Nationalgeographic.co.id—Jutaan tahun sebelum burung modern berevolusi, nenek moyang dinosaurus mereka terbang di udara. Namun, bagaimana reptil ikonik dan burung bisa terbang di langit? Ilmuwan berusaha mencari tahu alasannya.
Fosil mengungkapkan bahwa dinosaurus mirip burung terbang sekitar lebih dari 150 juta tahun yang lalu pada Periode Jurassic. Kemampuan terbang berevolusi di cabang dinosaurus yang memunculkan burung, serta dalam kelompok lain yang terkait erat – dromaeosaurus. Dromaeosaurus lebih dikenal sebagai raptor.
Ciri-ciri yang memungkinkan dinosaurus terbang berevolusi secara bertahap selama jutaan tahun. Untuk mengidentifikasi dan memahami bagaimana dinosaurus berevolusi dengan kemampuan terbang, kita dapat melihat keturunan mereka yang masih hidup, yakni burung.
Bagaimana burung terbang?
Banyak hewan dapat bergerak di udara dengan terbang tanpa tenaga. Seperti tupai terbang, katak, ular, ikan, dan hewan luncur lainnya. Selain kelelawar, burung adalah satu-satunya vertebrata hidup yang mampu terbang dengan tenaga. Jadi, fitur apa yang membantu burung memiliki kemampuan terbang?
Burung yang bisa terbang memiliki tungkai dan tulang jari yang memanjang yang membentuk sayap. Sayap dapat mereka kepakkan menggunakan otot dada dan sayap yang kuat. Bulu yang bercabang menutupi sebagian besar tubuh mereka dan hadir dalam berbagai bentuk yang memiliki fungsi khusus.
Sayap burung memiliki bulu yang kaku dan datar. “Bulu dikenal sebagai bulu pennaceous,” tulis Emma Caton di laman Natural History Museum. Pada burung yang tidak bisa terbang, bulu-bulu ini simetris, sedangkan pada burung yang bisa terbang, bulu-bulunya asimetris.
Lapisan bulu asimetris pada sayap menciptakan bentuk melengkung dan ramping—yang dikenal sebagai aerofoil. Aerofoil menghasilkan lebih banyak daya angkat daripada hambatan. Aerofoil ini membantu menjaga burung tetap di udara, itulah sebabnya sayap, ekor, dan baling-baling pesawat menggunakan desain yang sama.
Bulu ekor burung juga pennaceous, kali ini tersusun dalam bentuk kipas. Bulu ekor ini dapat bertindak sebagai kemudi untuk membantu mereka mengubah arah saat terbang. Namun, pada beberapa burung, bulu ekor hanya digunakan untuk tujuan tampilan dan tidak terlibat dalam terbang.
Untuk terbang, burung harus ringan, itulah sebabnya banyak spesies berukuran kecil. Memiliki tulang berongga dan berisi udara juga membantu. Selain itu, alih-alih tulang rahang dan gigi, mereka memiliki paruh yang terbuat dari keratin, yang lebih ringan dari tulang. Semua hal ini mengurangi berat burung.
Beberapa spesies burung yang ada saat ini, seperti burung unta dan penguin, tidak dapat terbang. Namun mereka berevolusi dari nenek moyang yang dapat terbang. Seiring berjalannya waktu, burung-burung ini kehilangan kemampuan untuk terbang karena kurangnya predator darat, di antara alasan lainnya.
Baca Juga: Apakah Burung Keturunan Dinosaurus? Ini Jawaban Ahli Paleobiologi
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR