Persyaratan Pendakian Gunung 7.000 Meter
Salah satu usulan paling kontroversial dalam rancangan aturan baru adalah keharusan bagi calon pendaki Everest untuk terlebih dahulu berhasil mendaki salah satu gunung setinggi 7.000 meter yang berada di wilayah Nepal.
Aturan ini tidak akan mengakui pendakian puncak 7.000 meter di negara lain, seperti Denali (AS) atau Aconcagua (Argentina), maupun pendakian Ama Dablam yang populer di Nepal namun memiliki ketinggian di bawah batas tersebut (6.812 meter).
Tujuan dari aturan ini adalah memastikan bahwa hanya pendaki dengan pengalaman mendaki di ketinggian ekstrem yang diizinkan mencoba Everest, terutama setelah beberapa musim pendakian yang mematikan akibat kepadatan dan ketidaksiapan peserta.
Namun, menurut Alan Arnette, banyak dari puncak 7.000 meter yang diakui di Nepal justru sangat terpencil dan berbahaya. Beberapa di antaranya termasuk Annapurna IV, Api Himal, Tilicho Peak, dan Baruntse. Ia berpendapat bahwa seharusnya ada kelonggaran agar puncak-puncak populer seperti Denali atau Aconcagua dapat dihitung sebagai pengalaman yang sah.
Reaksi dari komunitas pendaki terhadap peningkatan syarat pengalaman pendaki Everest sebenarnya cukup positif. Kritik utama justru muncul pada rincian aturan—terutama soal gunung mana yang akan dihitung memenuhi syarat.
Garrett Madison dari Madison Mountaineering mengatakan kepada CNN bahwa seharusnya pendakian gunung setinggi 6.500 meter di mana pun di dunia bisa dianggap cukup sebagai prasyarat.
“Kami pada dasarnya mendukung aturan apa pun yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman para calon pendaki Everest,” ujar Suze Kelly, Direktur Adventure Consultants, sebuah perusahaan pemandu pendakian asal Selandia Baru.
“Aturan seperti ini juga bisa mencegah orang datang dengan asumsi bahwa mereka bisa langsung ke puncak tanpa pengalaman apa pun—seperti yang kami lihat setiap tahun pada banyak operator murah yang marak di Nepal.”
Sudah banyak laporan tentang pendaki tak berpengalaman yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Lakpa Rita Sherpa mengatakan bahwa ia pernah melihat pendaki yang bahkan belum pernah memakai crampon (alat bantu pendakian di salju) sebelumnya, tapi tetap mencoba menaklukkan Everest.
Sebenarnya, jenis aturan seperti ini sudah beberapa kali diusulkan dalam 30 tahun terakhir. Pemerintah sempat mengusulkan syarat pendakian gunung setinggi 6.000 meter sebelum mendaki Everest, tetapi akhirnya dibatalkan karena penolakan dari perusahaan ekspedisi dan para pendaki.
“Alasan mereka menolak membatasi jumlah pendaki di Everest adalah karena takut kehilangan mata pencaharian,” kata Lakpa Rita, yang pernah berdiskusi dengan pejabat pemerintah untuk mencari solusi mengatasi kepadatan. “Semua ini soal uang.”
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR