Gibbons meyakini salah satu alasan mengapa orang yang mengalami sembelit memiliki kadar racun berbahaya yang lebih tinggi dalam aliran darah mereka adalah karena saat seseorang jarang buang air besar, kotoran akan tertahan di usus dalam waktu yang lama. Hal ini menyebabkan bakteri di usus menghabiskan semua serat yang tersedia, dan mengubahnya menjadi asam lemak rantai pendek (SFA) yang bermanfaat bagi kesehatan.
Namun, masalah muncul ketika semua serat habis, bakteri kemudian mulai memfermentasi protein, yang menghasilkan racun berbahaya ke dalam aliran darah. Racun-racun ini diketahui dapat merusak organ seperti ginjal dan jantung. Salah satunya, yang disebut phenylacetylglutamine, merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
"Jika Anda memiliki kadar metabolit ini yang tinggi secara kronis dalam sirkulasi Anda, hal itu dapat memicu aterosklerosis, semacam pengerasan arteri dan kerusakan pada sistem kardiovaskular," kata Gibbons.
Gibbons mengatakan bahwa meskipun pedoman klinis menyebutkan bahwa frekuensi buang air besar yang sehat adalah antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu, penelitiannya menunjukkan bahwa bahkan pada kelompok dengan frekuensi buang air besar yang masih tergolong normal tapi rendah, terdapat peningkatan racun dalam aliran darah.
"Sulit untuk mengatakannya secara pasti, karena kami tidak memiliki data kausal untuk mengetahui apakah orang-orang ini akan jatuh sakit di kemudian hari, tetapi tampaknya benar bahwa, berdasarkan apa yang kami amati, buang air besar dua hari sekali atau beberapa kali sehari mungkin merupakan waktu yang lebih baik untuk menjadi sehat," kata Gibbons.
Namun, seperti biasa, korelasi bukan berarti sebab-akibat. Ada kemungkinan bahwa orang yang sudah memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik dalam hal lain juga mengalami buang air besar yang lebih jarang. Meskipun begitu, studi Gibbons mencoba mengendalikan faktor ini dengan hanya memilih orang dewasa yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Salah satu ukuran kesehatan usus Anda adalah waktu yang dibutuhkan makanan untuk melewati sistem pencernaan, yang dikenal sebagai waktu transit usus. Anda dapat dengan mudah mengujinya di rumah dengan memakan makanan berwarna cerah seperti jagung manis, lalu menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari ujung lainnya.
Secara umum, semakin lama waktu transit usus seseorang, semakin jarang mereka buang air besar, dan semakin besar kemungkinan mereka mengalami sembelit.
Sehingga, daripada terpaku pada jumlah buang air besar per minggu yang bisa berbeda-beda untuk setiap orang, ada hal lain yang lebih penting untuk diperhatikan.
Emily Leeming, seorang ilmuwan mikrobioma di King's College London, mengatakan bahwa hal utama yang harus diperhatikan adalah perubahan kebiasaan buang air besar yang tidak dapat dijelaskan. Ia juga menyarankan bahwa sebaiknya Anda mencatat kebiasaan buang air besar secara teratur untuk mengetahui apa yang normal bagi Anda.
"Kita semua harus memperhatikan kotoran kita, karena pada dasarnya itu seperti tes kesehatan usus gratis," kata Leeming. "Yang penting bukan hanya seberapa sering Anda buang air besar, tetapi juga warna dan bentuk kotoran Anda."
Mengenai warna kotoran, jika Anda melihat warna hitam atau merah pada tinja, itu menunjukkan adanya darah. Meskipun mungkin ada penjelasan yang tidak berbahaya untuk hal ini, warna tersebut bisa menjadi tanda kanker kolorektal dan karenanya penting untuk menemui dokter sesegera mungkin.
Anda juga waspada jika sering mengalami diare atau harus buang air besar secara tiba-tiba, atau jika mengalami banyak kram, kembung, dan gas setelah makan.
Gibbons menambahkan jika seseorang ingin buang air besar secara teratur, ada tiga hal sederhana yang dapat dilakukan, yakni mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran, lebih terhidrasi, dan lebih aktif secara fisik.
Baca Juga: Benarkah Pria Justru Lebih Jarang Buang Air Besar Ketimbang Wanita?
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR