Nationalgeographic.co.id—Di tengah aliran sungai kecil di Mississippi, sebuah temuan tak terduga mengungkap kembali jejak raksasa laut yang pernah menguasai samudra jutaan tahun lalu.
Meski hanya berupa satu ruas tulang punggung, ukurannya yang luar biasa memunculkan kemungkinan bahwa ini adalah fosil mosasaurus terbesar yang pernah ditemukan di negara bagian tersebut. Panjangnya diperkirakan mencapai 9 meter, sebagaimana dilaporkan oleh Hattiesburg American.
Mosasaurus, atau yang dikenal sebagai “naga laut,” mendominasi samudra ketika dinosaurus masih menguasai daratan menjelang akhir periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun lalu). Fosil yang baru ditemukan ini berasal dari spesies Mosasaurus hoffmanni, salah satu spesies mosasaurus terbesar—bahkan kemungkinan yang terbesar.
Pada 15 April, James Starnes, seorang ahli geologi dari Departemen Kualitas Lingkungan Mississippi, menemukan fosil ini menyembul dari dasar sungai kecil di selatan Starkville. Rekan sesama geolog, Jonathan Leard, kemudian dengan hati-hati mengekstraksi fosil itu dari sedimen.
“Saya langsung tahu apa yang saya lihat, tapi saya benar-benar terpesona oleh ukurannya,” kata Starnes, seperti dikutip dari Live Science. “Perasaan saat menemukan fosil, bahkan bagi seorang profesional, tidak pernah membosankan. Tapi ketika menemukan sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya, rasa gembiranya sungguh luar biasa.”
Mosasaurus merupakan kelompok reptil laut yang sangat beragam. Para peneliti masih terus mengkaji ukuran maksimum mosasaurus terbesar. Namun, diperkirakan mereka bisa tumbuh hingga 15 meter.
Berdasarkan studi tahun 2014 yang diterbitkan di Proceedings of the Zoological Institute RAS, salah satu spesimen terbesar yang pernah tercatat adalah tengkorak milik M. hoffmanni yang diperkirakan berasal dari individu sepanjang 17 meter.
Sementara itu, fosil tulang belakang yang baru ditemukan ini memiliki lebar lebih dari 18 sentimeter pada bagian terlebarnya. Starnes dan timnya membandingkan fosil ini dengan sisa-sisa mosasaurus terbesar yang dimiliki Mississippi Museum of Natural Science, yang mencakup rahang, sebagian tengkorak, dan satu gigi.
Menurut Starnes, rahang dan tengkorak itu tampaknya berasal dari individu yang lebih kecil dibandingkan dengan pemilik vertebra baru ini. Sementara giginya sebanding dengan ukuran tulang belakang tersebut.
Artinya, fosil baru ini kemungkinan berasal dari mosasaurus sebesar—atau bahkan lebih besar—dari spesimen terbesar di museum. Starnes menyebutnya mungkin sebagai yang terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut.
Baca Juga: Jika Mosasaurus dan Megalodon Bertarung, Siapa yang akan Menang?
Pernyataan Starners didasari oleh tulang punggung bagian lumbar yang mereka temukan. Fosil tersebut menjadi indikator yang baik untuk memperkirakan ukuran keseluruhan hewan itu.
Dengan rahang besar dan gigi berbentuk kerucut, M. hoffmanni menjadi predator puncak. Ia memangsa apa pun yang mereka inginkan—termasuk ikan, hiu, burung laut, bahkan sesama mosasaurus. Para peneliti bahkan pernah menemukan fosil mosasaurus di dalam perut fosil mosasaurus lainnya.
Terlebih di kawasan yang kini menjadi Mississippi, mosasaurus tampaknya tidak kekurangan makanan. Sebab pada masa Kapur Akhir, kawasan tersebut adalah laut tropis dangkal yang kaya akan kehidupan.
Starnes menjelaskan, bahwa pada masa itu, seluruh wilayah Mississippi tertutup laut tropis yang hangat dan dangkal, penuh dengan kehidupan, termasuk beragam spesies hiu, ikan, kadal laut, dan ammonit.
“Pterosaurus dan bahkan beberapa burung kemungkinan terbang di atasnya, sementara berbagai jenis dinosaurus pemakan tumbuhan dan daging berjalan di sepanjang garis pantai dan hutan muara,” tambahnya.
Selain sebagai salah satu yang terbesar, M. hoffmanni juga merupakan salah satu mosasaurus terakhir. Kelompok ini punah bersama dinosaurus non-aves setelah asteroid Chicxulub menghantam Bumi 66 juta tahun lalu. Ekosistem laut yang kaya runtuh setelah bencana tersebut, mengakhiri masa kejayaan predator samudra yang luar biasa ini.
Fosil sederhana yang mencuat dari dasar sungai ini menjadi jendela menuju dunia purba yang penuh predator raksasa. Di balik setiap penemuan, kita tidak hanya menyusun kembali sejarah kehidupan, tetapi juga menyadari betapa luar biasanya keberagaman makhluk yang pernah hidup di planet kita.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR