Nationalgeographic.co.id—Pemanasan laut akibat perubahan iklim bukan hanya berlanjut, tapi meningkat dengan kecepatan yang mengejutkan, menurut hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Environmental Research Letters.
Menurut penelitian tersebut, selama empat dekade terakhir, laut telah menyimpan panas dalam jumlah yang mencengangkan—naik empat kali lipat dibandingkan empat dekade sebelumnya.
Di balik ketenangan biru samudra, gelombang pemanasan ini telah diam-diam mengubah wajah planet: mempercepat mencairnya es, memperkuat badai, dan mengancam keseimbangan kehidupan laut.
Tidak hanya itu, peneliti memproyeksikan, kemungkinan besar pemanasan ini akan semakin cepat jika manusia gagal mengatasi perubahan iklim. Peneliti menemukan bahwa lautan Bumi menghangat dengan laju yang terus meningkat—menunjukkan bahwa perubahan iklim juga tengah dipercepat.
Para ilmuwan mencatat bahwa laju kenaikan suhu permukaan laut meningkat dari 0,1 derajat Fahrenheit (0,06 derajat celsius) per dekade pada 1980-an menjadi 0,5 derajat Fahrenheit (0,27 derajat celsius) per dekade saat ini.
Model iklim yang digunakan dalam penelitian ini memperkirakan percepatan serupa akan kembali terjadi dalam dua dekade mendatang, bahkan bisa melampaui itu.
Model iklim adalah simulasi komputer sistem iklim Bumi, termasuk atmosfer, lautan, daratan, dan es. Model ini digunakan untuk memahami bagaimana iklim masa lalu dan masa depan bekerja, serta untuk memprediksi perubahan iklim yang mungkin terjadi. Model iklim menggunakan persamaan matematika untuk menggambarkan bagaimana energi dan materi berinteraksi di berbagai bagian sistem iklim.
Menurut model iklim tersebut, percepatan pemanasan akan terjadi jika penyebab perubahan iklim, seperti penggunaan bahan bakar fosil, tidak segera diatasi.
Menurut penulis utama studi, Christopher Merchant, profesor pengamatan laut dan bumi dari University of Reading, Inggris, lautan pada dasarnya menentukan laju pemanasan global secara keseluruhan karena berfungsi sebagai penyerap panas utama di Bumi.
Artinya, jika laut menghangat lebih cepat, maka perubahan iklim pun turut mempercepat. “Alam mungkin akan bereaksi berbeda di masa depan, tetapi jika mengikuti tren saat ini, dunia tengah menghangat lebih cepat dari yang kita kira,” kata Merchant kepada Live Science melalui email. “Itu berarti semua dampaknya akan datang lebih cepat.”
Pemanasan global menyebabkan kenaikan permukaan laut yang mengancam wilayah pesisir, memicu cuaca ekstrem, serta memperparah kekeringan yang dapat mengganggu produksi pangan.
Baca Juga: Krisis Iklim: Kenaikan Dua Derajat Celcius Akan Tercapai Sebelum 2030!
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR