"Yang sudah ada aktivitas eksploitasi itu ada dua: Pulau Gag sama Pulau Kawe. Itu udah ada pembukaan lahan, sudah ada deforestasi, sudah ada sedimentasi di wilayah pesisirnya, sudah ada transportasi alat berat, ekskavator gitu ya," ujar Iqbal kepada National Geographic Indonesia pekan ini.
"Terus ada satu lagi yang sedang eksplorasi. Nah eksplorasi itu dia sudah ada pengeboran, pendirian tenda-tenda, sudah ada pembukaan lahan walaupun tidak sebesar yang eksploitasi ya. Itu udah ada di Pulau Batang Pele," imbuhnya lagi.
"Lalu juga ada di Pulau Manuran. Di Manuran ini satu tahun belakangan ini aktif sebenarnya, tapi sejak 2025 kami lihat sudah tidak ada penambangan lagi. Tapi secara izin mereka masih aktif dan pembukaan lahan sudah terjadi di sana. Sudah terjadi eksploitasi di Menuran. Jadi yang sudah ada eksploitasi itu di Pulau Gag, Manuran, sama di Pulau Kawe."
Iqbal juga mengatakan bahwa sebenarnya juga ada aktivitas pertambangan di pulau lainnya di Raja Ampat. "Sebenarnya juga pernah ada di Yanbekaki, tapi izinnya sekarang sudah tidak aktif lagi, tapi dulu pernah ada pembukaan, tapi izinnya sudah enggak aktif."
Jadi berdasarkan hasil analisis timnya, izin pertambangan yang aktif di wilayah Raja Ampat kini ada di lima pulau. "Ada lima aja yang aktif gitu ya. Yang sudah eksploitasi tiga, satu eksplorasi, satu lagi belum ada aktivitas sama sekali."
Taman Nasional Virunga
Taman Nasional di Republik Demokratik Kongo telah lama terpapar ancaman ekstraktif. Rekomendasi bersama IUCN dan UNESCO kepada Komite Warisan DUnia menyoroti ancaman pengeboran minyak bagi Virunga dari konsesi yang diberikan di Uganda yang berbatasan dengan lokasi tersebut.
Virunga adalah taman nasional tertua di Afrika dan salah satu area dengan keanekaragaman hayati terkaya di planet ini.
Air Terjun Iguazu
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR