Perjalanan melalui perairan dalam menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi pari manta karang. Pasalnya, ada kemungkinan mereka bertemu dengan predator alami, seperti paus pembunuh (Orcinus orca) dan hiu besar. Predator tersebut sering kali menghuni perairan terbuka yang dalam.
Alasan kedua adalah bahwa setiap habitat dilengkapi dengan sumber daya yang cukup, seperti tempat makan dan pembersihan. Jadi, mengurangi kebutuhan pari manta karang untuk melakukan perjalanan jauh.
Tim mengidentifikasi puluhan area makan dan tempat pembersihan di habitat yang ditempati oleh pari manta karang di Raja Ampat.
‘Kota kecil’ pari manta karang di Raja Ampat
Kebiasaan pari manta karang di Raja Ampat secara bertahap membentuk populasi yang unik.
Peneliti menemukan bahwa pari manta karang tidak membentuk satu populasi besar, tetapi terbagi menjadi tiga populasi lokal. Jadi, pari manta karang di Raja Ampat menciptakan metapopulasi. Metapopulasi terdiri dari beberapa populasi lokal dari spesies yang sama. Masing-masing menempati habitatnya sendiri tetapi semuanya berada dalam wilayah geografis yang sama.
Bayangkan metapopulasi sebagai kota kecil, yang terdiri dari “tiga dusun”. Ketika setiap dusun memiliki cukup makanan dan air, penduduknya lebih memilih untuk tinggal di pemukiman mereka sendiri. Namun, mereka tetap tinggal di kota yang sama dan sesekali saling mengunjungi.
Peneliti menemukan pola pergerakan ini berdasarkan proses pelacakan dari tahun 2016 hingga 2021 menggunakan telemetri akustik.
Dalam proses pelacakan, peneliti menggabungkan pelacakan akustik ini dengan analisis jaringan. Tujuannya adalah untuk memetakan jaringan pergerakan pari manta.
Metapopulasi terjadi karena pari manta individu bermigrasi di antara populasi lokal. Berdasarkan pengamatan, pari manta karang yang bermigrasi biasanya kembali ke daerah asalnya, ering kali musiman. Sementara yang menyebar umumnya tidak kembali.
Pola pergerakan ini berarti ada lebih sedikit percampuran individu di antara populasi lokal dibandingkan dengan dalam satu populasi lokal.
Cara melindungi pari manta terumbu karang dengan lebih baik
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR