Nationalgeographic.co.id—Dinosaurus selalu tampak lebih besar dari kehidupan nyata. Mereka hidup di masa ketika hampir semua hal tampak lebih besar. Misalnya, herbivora raksasa yang panjangnya lebih dari 24 meter bukanlah hal yang aneh di masa itu. Karnivora seberat sembilan ton harus memakan ratusan pon daging setiap hari untuk bertahan hidup.
Pandangan populer tentang Zaman Dinosaurus ini mengabaikan spesies kecil yang tak terhitung jumlahnya yang hidup bersama Stegosaurus dan Triceratops. Sama seperti manusia dikelilingi oleh serangga, burung, hewan pengerat, dan hewan kecil lainnya saat ini. Pandangan ini juga secara keliru membingkai akhir era ini sebagai akhir dari masa kejayaan gigantisme.
Kehidupan tidak menyusut setelah berakhirnya Zaman Kapur. Jauh setelah Zaman Dinosaurus, Bumi menjadi saksi evolusi burung, ular, buaya, badak, dan banyak lagi yang mengesankan. Termasuk hewan terbesar sepanjang masa. Setelah dinosaurus punah, ada hewan-hewan “raksasa” yang menekankan fakta bahwa ukuran tubuh yang luar biasa bukan hanya milik dinosaurus.
Barylambda
Dengan punahnya dinosaurus non-unggas, beberapa garis keturunan mamalia berevolusi menjadi ukuran tubuh yang besar dengan cepat. “Di antaranya adalah kelompok mamalia yang punah yang disebut pantodont,” tulis Riley Black di laman Smithsonian Magazine. Di antara yang paling terkenal adalah Barylambda. Hewan herbivora ini hidup di Amerika Utara bagian barat, sekitar 50 juta dan 60 juta tahun yang lalu.
Barylambda tidak terlihat seperti mamalia yang hidup saat ini. Hewan ini mungkin paling mirip dengan kungkang raksasa yang akan berevolusi puluhan juta tahun kemudian. Barylambda jauh dari mamalia terbesar yang pernah ada. Namun, makhluk sepanjang 2,4 meter dan seberat 453 kg itu adalah mamalia terbesar di ekosistem hutan purba. Evolusi herbivora ini membantu ahli paleontologi menandai kapan mamalia mulai berkembang menjadi ukuran tubuh yang lebih besar. Serta kapan mereka mulai menciptakan ceruk baru.
Megalania
Salah satu karnivora terbesar yang menjelajahi Australia Zaman Es bukanlah mamalia, melainkan reptil. Dengan panjang lebih dari 5,5 meter, atau lebih dari dua kali panjang komodo, megalania adalah kadal yang mengesankan.
Ahli paleontologi tidak yakin seberapa besar megalania, karena sangat sedikit tulang monitor lizard yang ditemukan. Perkiraan berkisar antara 4,5 hingga 7.9 meter. Bahkan perkiraan terendah pun jauh lebih besar daripada kadal mana pun yang hidup saat ini.
Baca Juga: Punya Tubuh Raksasa, Mengapa Telur Titanosaurus Sangat Kecil?
Dan berdasarkan gigi kadal tersebut, megalania adalah predator yang menakutkan. Megalania tidak hanya memiliki gigi yang tajam dan melengkung seperti komodo. Berdasarkan hubungan evolusi, ahli paleontologi berhipotesis bahwa ia memiliki gigitan berbisa yang mencegah mangsanya menyembuhkan lukanya. Gigitan itu membuat korbannya menjadi lemah karena kehilangan darah dan infeksi sebelum serangan terakhir.
Barinasuchus
Buaya berevolusi menjadi pemburu yang sangat besar dan mengagumkan. Selama Zaman Kapur, predator penyergap setinggi 12 meter seperti sarcosuchus dan deinosuchus memangsa dinosaurus. Lama setelah itu, sekitar 13 juta tahun sebelum masa kini, kerabat caiman yang besar, purussaurus, memangsa kura-kura di Amerika Selatan kuno.
Namun, tidak semua buaya besar adalah predator penyergap yang mengintai di tepi air. Sekitar 15 juta hingga 55 juta tahun yang lalu, lanskap Argentina, Peru, dan Venezuela dikuasai oleh buaya darat. Buaya darat tersebut lebih besar dari mamalia pemakan daging terbesar pada masanya. Hewan itu disebut Barinasuchus arveloi.
Pertama kali dideskripsikan pada tahun 2007, barinasuchus termasuk dalam kelompok buaya yang berevolusi pada Zaman Kapur. Namun, mereka benar-benar berkembang biak setelah dinosaurus non-unggas punah. Reptil ini, yang disebut sebecids, mengejar mangsanya di darat. Mereka mengunyah mangsa dengan gigi pipih seperti bilah yang lebih mirip dengan gigi dinosaurus karnivora daripada buaya lainnya.
Barinasuchus bukan buaya terbesar sepanjang masa. Tapi mereka diperkirakan telah mencapai ukuran maksimum lebih dari 6 meter panjangnya. Sedangkan beratnya lebih dari 1.360 kg. “Ukuran dan beratnya setara dengan buaya air asin saat ini,” tambah Black.
Fosil barinasuchus ditemukan di bebatuan yang membentang di wilayah yang luas dan puluhan juta tahun. Buaya itu pastilah karnivora yang luar biasa.
Paraceratherium
Mamalia terbesar yang pernah hidup di Bumi tidak pernah sebesar dinosaurus terbesar. Namun, sulit untuk melihat kerangka Paraceratherium bugtiense tanpa merasa terkesan. Badak besar ini menjadi pesaing untuk gelar “mamalia darat terbesar sepanjang masa. Herbivora besar ini menjelajahi Eurasia timur antara 23 juta dan 34 juta tahun yang lalu.
Badak dengan berbagai bentuk dan ukuran dulunya jauh lebih umum di Bumi. Dan paraceratherium seperti badak yang meniru jerapah. Leher badak itu panjangnya lebih dari 1,8 meter, dan sedangkan tubuhnya setinggi 4,5 meter.
Meskipun penampilannya relatif ramping, paraceratherium adalah hewan yang berat dan beratnya sekitar 15 ton. Dengan ukuran tersebut, paraceratherium dewasa terlalu besar untuk diganggu oleh karnivora mamalia seukuran serigala di habitat yang sama. Namun, tulang paraceratherium mengisyaratkan bahwa buaya sepanjang 10 meter menggigit mamalia besar ini.
Titanoboa
Kurang dari sepuluh juta tahun hantaman asteroid memusnahkan dinosaurus non-unggas. Setelah itu, ular terbesar sepanjang masa merayap di rawa-rawa lembap Kolombia. Ahli paleontologi dengan tepat menamai ular ini Titanoboa cerrejonensis (boa raksasa) pada tahun 2009. Reptil ini dapat tumbuh lebih dari 12 meter panjangnya dan beratnya mencapai 907 kg.
Titanoboa berkembang pesat selama masa yang disebut Paleosen. Paleosen adalah era dalam sejarah Bumi ketika kehidupan pulih dari hantaman asteroid yang dahsyat. Sama seperti mamalia yang semakin beragam dan beberapa menjadi lebih besar, begitu pula reptil.
Di Bumi yang hangat, ada hewan yang bergantung pada suhu lingkungan mereka untuk mengatur panas tubuh mereka. Misalnya ular. Hewan-hewan tersebut mampu mencapai ukuran tubuh yang lebih besar daripada saat cuaca dingin.
Kurangnya mamalia besar juga menyediakan cukup ruang ekologis bagi titanoboa untuk berkembang biak. Meski reptil itu mungkin bukan predator puncak seperti yang terlihat pada fitur makhluk larut malam. Titanoboa, menurut hipotesis para ahli paleontologi, kemungkinan memangsa ikan.
Burung gajah (elephant bird)
Burung besar telah berevolusi beberapa kali sejak akhir Zaman Dinosaurus. Mulai dari gastornis pemakan biji-bijian 50 juta tahun yang lalu. Hingga “burung teror” yang terkenal yang merupakan predator puncak di Amerika Selatan. Tetapi yang terbesar dari semuanya adalah burung gajah Aepyornis maximus. Aepyornis maximus adalah makhluk yang tidak bisa terbang yang hidup di Madagaskar lebih dari seribu tahun yang lalu.
Beberapa spesies burung gajah tumbuh hingga ukuran yang luar biasa.
“Namun Aepyornis maximus adalah yang terbesar dari semuanya,” Black menambahkan lagi.
Burung itu tingginya hampir 3 meter dan beratnya bisa lebih dari 454 kg. Ukuran tersebut membuat Aepyornis maximus sebanding ukurannya dengan beberapa dinosaurus non-unggas. Misalnya, utahraptor, meskipun tampaknya aepyornis bertelur jauh lebih besar.
Telur aepyornis dapat berbobot lebih dari 9 kg, dengan volume internal yang cukup untuk menampung lebih dari seratus telur ayam.
Tidak jelas mengapa burung yang mengagumkan ini punah. Tapi kemungkinan besar hal itu berasal dari kombinasi perubahan iklim, serta perburuan oleh manusia. Juga gangguan lingkungan yang terjadi saat ternak diperkenalkan ke Madagaskar.
Pelagornis sandersi
Meskipun Aepyornis maximus saat ini dianggap sebagai burung terbesar sepanjang masa, burung itu tidak bisa terbang. Burung terbang terbesar hidup jauh lebih awal, 25 juta tahun yang lalu, di tempat yang sekarang disebut Carolina Selatan. Dengan lebar sayap yang membentang 6,4 meter dari ujung ke ujung, Pelagornis sandersi melampaui batas seberapa besar burung terbang.
Sekilas, Pelagornis sandersi mungkin tampak seperti burung albatros yang sangat besar. Namun “senyumnya” yang tajam membedakan burung itu. Pelagornis termasuk dalam kelompok burung yang mengembangkan tonjolan paruh seperti paku yang menyerupai gigi gergaji busur. Gergaji busur itu menjadi “gigi” palsu yang membantu burung menangkap mangsa yang licin dan menggeliat.
Pelagornis sandersi memiliki proporsi burung dan kemiripannya dengan albatros pengembara masa kini. Karena itu, ahli paleontologi menduga bahwa Pelagornis sandersi menghabiskan sebagian besar hidupnya terbang tinggi di atas lautan.
Otodus megalodon
Ada kesan bahwa segala sesuatu lebih besar di zaman dinosaurus. Tapi beberapa hewan laut terbesar sepanjang masa berevolusi dalam puluhan juta tahun setelah tubrukan asteroid. Selama Zaman Kapur Akhir, misalnya, hiu terbesar tumbuh hingga sepanjang 7.6 meter. Namun sekitar 23 juta tahun yang lalu, hiu yang jauh lebih besar telah berevolusi—Otodus megalodon.
Ahli paleontologi memperdebatkan ukuran maksimum Otodus megalodon selama beberapa dekade. Kemudian, perkiraan terbaru menempatkan hiu tersebut di antara 10 dan 16 meter panjangnya. Ukuran tersebut menjadikannya sebagai predator terbesar yang pernah ada.
Ahli paleontologi mulai memahami bagaimana hiu ini tumbuh hingga ukuran tersebut. Satu studi terbaru menunjukkan bahwa embrio Otodus megalodon yang lebih besar akan memakan pasangan rahim mereka yang lebih kecil. Mirip dengan hiu macan pasir saat ini.
Otodus megalodon memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Hiu bergigi lebar juga menjadi lebih besar dari waktu ke waktu. Salah satunya karena mereka memakan paus gemuk dan mamalia laut lainnya di laut purba.
Mamut stepa
Mamut berbulu merupakan gajah berbulu lebat yang paling terkenal, tetapi mereka bukanlah yang terbesar. Mamut stepa dikenal oleh para ahli paleontologi sebagai Mammuthus trogontherii. Mamut ini merupakan yang terbesar dari semuanya.
Mamut stepa menjelajahi sebagian besar Eurasia antara 200.000 hingga 1,8 juta tahun yang lalu, dan mereka tumbuh besar. Beberapa spesimen terbesar yang diketahui tingginya sekitar 4,6 meter, jauh lebih tinggi daripada gajah semak Afrika yang terbesar. Dan raksasa ini tentu relevan dengan asal-usul spesies mamut selanjutnya yang menyebar di Belahan Bumi Utara selama Zaman Es.
Studi genetika terkini menunjukkan bahwa mamut berbulu kemungkinan berevolusi dari mamut stepa. Lalu kemudian kawin silang antara mamut berbulu. Gris keturunan mamut stepa menghasilkan asal-usul dari apa yang kadang-kadang disebut oleh para ahli paleontologi sebagai mamut Kolombia.
Paus biru
Hewan terbesar sepanjang masa saat ini berenang di lautan. Dengan panjang sekitar 30 meter dan berat lebih dari 200 ton, paus biru lebih besar daripada dinosaurus yang dikenal. Dan cetacea mencapai prestasi evolusi ini relatif baru-baru ini.
Paus biru berevolusi sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Mereka mencapai ukuran yang melebihi 26 meter pada masa ketika mamut stepa masih berkeliaran di Eurasia.
Meskipun dikenal sebagai raksasa laut, paus baru mulai berevolusi menjadi ukuran yang benar-benar mengesankan sekitar 3,6 juta tahun yang lalu. “Tepat sebelum hiu besar Otodus megalodon punah,” jelas Black.
Paus terbesar sepanjang masa masih hidup saat ini.Fakta tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa paus dapat menjadi lebih besar seiring waktu evolusi. Ukuran dapat dibatasi oleh segala hal. Mulai dari makanan hingga seberapa cepat saraf dapat menyampaikan pesan dari otak ke tubuh dan kembali lagi. Namun paus terbesar telah melampaui apa pun yang pernah terlihat sebelumnya.
Setiap paus biru yang masih berenang di laut adalah pengingat bahwa kita masih hidup di zaman raksasa.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR