Nationalgeographic.co.id—Sejarah dipenuhi dengan kisah-kisah tentang penjajah yang menaklukkan suku-suku dan negara-kota. Seiring dengan semakin banyaknya penjajah yang menyerbu, peradaban runtuh, istana-istana terbakar, dan jalur perdagangan lenyap.
Dalam sejarah dunia, ada satu kelompok penjajah menonjol. Mereka terkenal bukan hanya karena invasi agresifnya. Tetapi juga karena para cendekiawan masih belum tahu persis siapa mereka.
Bangsa Laut adalah perampok laut yang kejam yang mengganggu kota-kota di wilayah Mediterania antara tahun 1276 dan 1178 SM. Mereka adalah bagian dari keruntuhan Zaman Perunggu Akhir, menyerang dengan ganas dan kemudian menghilang dalam sejarah. Bangsa Laut membantu menghancurkan beberapa kekaisaran, termasuk Mycenaean dan Het. Namun, mereka tidak pernah meninggalkan sumber tertulis atau bukti kuat tentang budaya atau asal-usulnya.
Bagaimana kita tahu keberadaan Bangsa Laut dan asal mereka?
Para sejarawan tidak mengetahui kewarganegaraan Bangsa Laut yang sebenarnya. Namun keberadaan mereka dikonfirmasi melalui beberapa sumber Mesir kuno. Salah satu contohnya adalah Prasasti di Tanis. Prasasti itu mencatat, “Mereka datang dari laut dengan kapal perang mereka dan tidak ada yang dapat melawan mereka.”
Prasasti-prasasti memperjelas bahwa gelombang penyerang laut yang agresif menyerang Mesir kuno dan wilayah sekitarnya selama Zaman Perunggu Akhir.
Istilah “Bangsa Laut” sendiri tidak muncul dalam prasasti kuno mana pun. Istilah ini dicetuskan jauh kemudian oleh ahli Mesir Kuno Prancis Gaston Maspero pada tahun 1881. Ia menggunakan frasa peuples de la mer, atau “bangsa laut,” berdasarkan catatan Mesir kuno. Khususnya Prasasti Karnak Besar di dekat Luxor, yang menggambarkan para penyerbu datang dari laut.
Meskipun ada catatan Mesir kuno yang terperinci ini, identitas sebenarnya dari kelompok-kelompok ini masih belum diketahui. Para sejarawan berspekulasi bahwa Bangsa Laut mungkin berasal dari Etruria, Filistin, atau bahkan Minoa. Tetapi tidak ada penemuan sejarah yang mengonfirmasi teori-teori ini. Nama mereka hanya bertahan melalui interpretasi modern dari catatan-catatan kuno. Sementara teori-teori terus bermunculan, asal-usul para perampok misterius ini tetap menjadi salah satu teka-teki sejarah yang belum terpecahkan.
Bagaimana prasasti Mesir kuno mengungkapkan apa yang Sedikit Kita Ketahui
Menurut prasasti dan prasasti Mesir kuno, Bangsa Laut terdiri dari sembilan kelompok yang berbeda. “Kelompok-kelompok ini adalah Sherden, Shekelesh, Eqwesh, Teresh, Tjekker, Denyen, Lukka, Peleset, dan Weshesh,” tulis Estelle Thurtle di laman World Atlas. Masalahnya adalah tidak ada sejarawan yang mampu menemukan asal-usul kelompok-kelompok ini. Karena itu, mereka tidak punya pilihan selain menebak dari mana beberapa dari mereka berasal. Beberapa sejarawan percaya bahwa bangsa Peleset dapat merujuk pada bangsa Filistin, seperti yang disebutkan dalam Alkitab.
Ada juga spekulasi bahwa Sherden mungkin berasal dari Sardinia dan Lukka dari Lycia. Para ahli percaya bahwa Shekelesh mungkin berasal dari Sisilia. Berdasarkan sumber-sumber kuno, kesembilan kelompok ini tidak seragam dalam hal apa yang mereka kenakan. Atau seperti apa rupa baju zirah mereka. Inilah sebabnya para sejarawan percaya bahwa teks-teks Mesir kuno akurat dalam menyatakan bahwa mereka berasal dari tempat-tempat yang berbeda. Serta bahwa mereka mungkin telah disewa sebagai tentara bayaran.
Baca Juga: Kenapa Dalam Sistem Penjajahannya Belanda Menerapkan Monopoli?
Source | : | World Atlas |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR