Penemuan tulang-tulang dinosaurus yang masih terhubung secara anatomis seperti ini cukup langka, apalagi mengingat besarnya jumlah sedimen yang dibutuhkan untuk mengubur dan mengawetkan hewan sebesar itu—Koleken diperkirakan dapat tumbuh hingga sepanjang lebih dari 6 meter.
Awalnya, para peneliti tidak langsung menyadari bahwa Koleken adalah spesies baru. Pasalnya, pada tahun 1985, paleontolog pernah mengidentifikasi dinosaurus karnivor dari formasi geologis yang sama, yang dinamai Carnotaurus.
Dinosaurus “banteng pemakan daging” ini dengan cepat menjadi terkenal karena sepasang tanduk segitiga di atas matanya.
Namun, setelah diteliti lebih dekat, Pol dan tim tidak menemukan jejak tanduk atau ciri khas lain dari Carnotaurus. Hal ini menunjukkan bahwa tulang-tulang yang mereka temukan berasal dari spesies yang sama sekali belum pernah dikenali sebelumnya.
“Saya rasa argumen para penulis sangat meyakinkan,” kata Mauricio Cerroni, paleontolog dari Bernardino Rivadavia Natural Science Argentine Museum yang tidak terlibat dalam studi ini.
Perbedaan antara Koleken dan Carnotaurus memang cukup jelas. Misalnya, bentuk tulang hidung keduanya dapat dibedakan dengan mudah. Selain itu, Koleken tidak memiliki tonjolan bertanduk di atas mata seperti yang menjadi ciri khas Carnotaurus, menegaskan bahwa mereka adalah spesies yang berbeda.
Namun, belum dapat dipastikan apakah Koleken dan Carnotaurus hidup pada waktu yang sama. Formasi La Colonia mencakup rentang waktu sekitar lima juta tahun, sehingga kedua dinosaurus ini bisa saja hidup berdampingan atau dipisahkan oleh jutaan tahun.
Meski begitu, penemuan Koleken memberi Pol dan timnya gambaran lebih lengkap tentang bagaimana abelisaurid—kelompok dinosaurus karnivor berhidung pendek—bertahan hingga akhir periode Kapur.
Kelompok ini berkembang pesat di belahan Bumi selatan: dari Carnotaurus di Argentina dan Rugops di Niger, hingga Majungasaurus di Madagaskar. Saat tyrannosaurus mendominasi Amerika Utara dan Eurasia, abelisaurid justru menjadi predator darat paling beragam dan tersebar luas di benua selatan.
Abelisaurid hidup berdampingan dengan dinosaurus sauropoda raksasa pemakan tumbuhan. Salah satunya adalah Titanomachya, dinosaurus berleher panjang yang juga ditemukan di Formasi La Colonia dan dinamai oleh Pol dan koleganya awal tahun ini. Titanomachya kemungkinan merupakan mangsa bagi Koleken.
“Abelisaurid adalah salah satu karnivor paling mencolok dan menarik dari periode Kapur,” kata Pol. “Mereka memiliki variasi bentuk tengkorak yang unik—mulai dari jambul, tonjolan, hingga tanduk.”
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR