Nationalgeographic.co.id—Pernah bertanya-tanya berapa lama sperma bisa bertahan hidup setelah ejakulasi? Jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Mitos bahwa sperma langsung mati saat terkena oksigen ternyata tidak benar. Bahkan, daya tahan sel sperma bisa mengejutkan Anda.
Sel sperma memang memiliki tugas yang besar, tetapi usia mereka terbatas. Sejak pertama kali diproduksi di testis hingga akhirnya melintasi saluran reproduksi perempuan yang kompleks, waktu terus berjalan bagi mereka.
Jadi, berapa lama sebenarnya sperma manusia bisa bertahan hidup untuk menyelesaikan misi reproduksinya? Jawabannya tergantung pada lokasi sperma berada dan kondisi lingkungan di sekitarnya—seperti suhu, kelembapan, dan ketersediaan energi.
Setelah diproduksi di testis, sperma bergerak menuju saluran sempit yang berkelok-kelok bernama epididimis. Perjalanan ini bisa berlangsung hingga 10 hari, sebelum mereka mencapai reservoir kecil di ujung saluran tersebut untuk menunggu proses ejakulasi.
Dalam kondisi yang sangat terlindungi ini, sperma dapat bertahan hidup dalam keadaan “siaga” hingga sekitar dua minggu, menurut Brett Nixon, peneliti dari School of Environmental and Life Sciences di University of Newcastle, Australia.
Namun, di luar tubuh, sperma menghadapi lingkungan yang jauh lebih keras dan tidak menentu. Salah satu mitos umum menyatakan bahwa sperma mati begitu terkena oksigen, padahal yang lebih berpengaruh adalah kadar kelembapan. Di permukaan kering, tanpa cairan untuk menopangnya, sperma biasanya mati dalam hitungan menit hingga satu jam.
Sebaliknya, dalam kondisi laboratorium yang ideal—seperti saat digunakan dalam proses fertilisasi in vitro (IVF)—sperma bisa hidup hingga 72 jam. Bahkan, jika dibekukan dengan benar, sperma dapat bertahan selama puluhan tahun, jelas Nixon.
Yang lebih mengejutkan, di dalam tubuh perempuan, sperma bisa bertahan hidup secara alami dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Ada beberapa laporan langka tentang sperma yang bertahan hingga siklus menstruasi berikutnya, atau sekitar 28 hari, tapi itu sangat jarang,” kata Christopher Barratt, profesor biologi reproduksi dari University of Dundee, Inggris. “Secara umum, sperma diketahui bisa bertahan hidup hingga tujuh hari di saluran reproduksi perempuan,” tambahnya. Ini diketahui dari kemungkinan kehamilan yang masih sekitar 5% meski hubungan seksual terjadi tujuh hari sebelum ovulasi.
Bagaimana sperma bisa bertahan selama itu? Jawabannya bergantung pada sejumlah faktor biologis yang sebagian masih diteliti. Salah satunya adalah plasma seminalis, yaitu cairan yang mengangkut sperma dan mengandung nutrisi penting seperti protein dan seng. Sperma juga memiliki kemampuan untuk beralih ke mode penggunaan energi yang lebih efisien saat cadangan mereka menipis.
Baca Juga: Selidik Ilmiah: Benarkah Sperma Berlomba-lomba Mencapai Sel Telur?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR