Nationalgeographic.co.id – Dari Tyrannosaurus rex hingga Stegosaurus, nama-nama dinosaurus ini mungkin sudah akrab di telinga banyak orang. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang Lingwulong shenqi atau Caihong juji? Jika belum, bisa jadi karena kedua dinosaurus ini baru ditemukan dalam beberapa tahun terakhir, dan namanya menggunakan bahasa Mandarin.
Lingwulong shenqi, atau ‘naga lingwu yang menakjubkan’, adalah dinosaurus sauropoda berleher panjang yang hidup sekitar 174 juta tahun lalu di barat laut Tiongkok.
Sementara itu, Caihong juji berarti ‘pelangi dengan jengger besar’. Dinosaurus kecil seukuran bebek ini memiliki jengger bertulang di paruh dan bulu berwarna-warni di lehernya.
Menurut Mark Norell, seorang paleontolog dari American Museum of Natural History di New York, penamaan dinosaurus didasarkan pada orang yang menemukan makhluk tersebut.
“Orang pertama yang mendeskripsikan dinosaurus baru atau spesies hewan, tumbuhan, jamur apa pun boleh menamainya apa pun yang mereka inginkan,” kata Norell dikutip Popular Science.
Meskipun dinosaurus—sekelompok reptil purba yang pernah mendominasi Bumi sejak sekitar 245 juta tahun lalu—telah punah sekitar 66 juta tahun silam, para ilmuwan masih terus belajar banyak hal tentang makhluk-makhluk ini lewat fosil. Fosil merupakan jejak yang tertinggal di bebatuan dan menjadi bukti penting kehidupan masa lalu.
Saat para ilmuwan menemukan fosil-fosil ini, mereka akan memberinya nama agar spesies tersebut dapat dikenali dan digunakan dalam penelitian di masa mendatang.
Nama-nama dinosaurus harus mematuhi Kode Internasional Nomenklatur Zoologi, yaitu seperangkat aturan umum yang mengatur penamaan ilmiah untuk semua organisme. Namun, tidak ada aturan yang secara spesifik mengatur nama apa yang harus digunakan.
Sering kali, nama dinosaurus mencerminkan penampilan atau ciri khasnya. Tapi, tak jarang pula nama tersebut diberikan berdasarkan nama ilmuwan penemu, lokasi penemuan, atau bahkan terinspirasi dari hewan mitos.
Pada abad ke-19, masa awal penemuan dinosaurus, para ilmuwan dari Amerika dan Eropa umumnya memberi nama menggunakan akar kata Yunani atau Latin agar makna dari nama tersebut dapat menggambarkan bentuk fisik dinosaurus secara jelas.
Contohnya, pada tahun 1841, Sir Richard Owen, seorang ahli biologi dan paleontologi asal Inggris, mengusulkan nama dinosaurus untuk mendeskripsikan fosil reptil raksasa yang telah punah. Nama ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu deinos yang berarti mengerikan, dan sauros yang berarti kadal.
Baca Juga: Benarkah Elasmosaurus Bukan Termasuk Dinosaurus Melainkan 'Hanya' Reptil?
Source | : | popsci.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR