Nationalgeographic.co.id—Nama Apatosaurus mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, sering tertukar dengan Brontosaurus yang lebih populer. Namun, tahukah Anda bahwa "Brontosaurus" sendiri adalah hasil dari sebuah kekeliruan ilmiah?
Pada tahun 1877, paleontolog Amerika, Othniel C. Marsh, menamai fosil dinosaurus remaja yang tidak lengkap sebagai Apatosaurus ajax. Dua tahun kemudian, tepatnya 1879, Marsh menemukan spesimen sauropoda lain yang lebih besar dan lengkap. Ia yakin ini adalah genus yang berbeda, lalu menamainya Brontosaurus excelsus.
Kontroversi dimulai pada 1903 ketika paleontolog Elmer Riggs memeriksa kembali fosil temuan Marsh. Riggs menyimpulkan bahwa kedua spesimen itu cukup mirip untuk digolongkan dalam genus yang sama. Berdasarkan konvensi penamaan ilmiah, nama yang lebih lama harus diutamakan.
Ini berarti "Brontosaurus excelsus" seharusnya menjadi Apatosaurus excelsus. Namun, temuan Riggs kurang dikenal karena diterbitkan di jurnal yang kurang populer. Selain itu, nama Brontosaurus sudah kadung melekat di benak masyarakat, bahkan menjadi logo perusahaan minyak Sinclair. Paleontolog Michael Taylor menyebutkan hal ini.
Hingga beberapa dekade lalu, Brontosaurus tetaplah nama yang lebih dikenal. Karakter Dino dalam kartun The Flintstones, dan "Bronto-burgers" yang sering dimakan Fred Flintstone, menunjukkan popularitasnya.
Bahkan, U.S. Postal Service pun menggunakan nama Brontosaurus pada seri prangko dinosaurus tahun 1989 karena alasan familiaritas publik, menurut The New York Times.
Meskipun demikian, perdebatan nama ini terus berlanjut. Sebuah studi pada 2015 bahkan mengusulkan bahwa perbedaan antara dua spesimen Apatosaurus cukup signifikan sehingga salah satunya harus diklasifikasikan ke dalam genus terpisah dan dinamai ulang sebagai Brontosaurus.
Anatomi Sang Raksasa
Apatosaurus adalah dinosaurus sauropoda herbivora yang hidup sekitar 155,7 hingga 150,8 juta tahun yang lalu, pada periode Kimmeridgian dan awal Tithonian di Periode Jurassic. Nama "Apatosaurus" sendiri berasal dari kata Yunani apate/apatelos yang berarti "menipu," dan sauro yang berarti "kadal." Marsh memberinya nama ini karena beberapa tulangnya mirip dengan mosasaurus, reptil akuatik besar.
Diyakini sebagai salah satu hewan darat terbesar yang pernah ada, fosil A. louisae (spesies Apatosaurus terbesar) menunjukkan panjang 21 hingga 22,8 meter. Dahulu, beratnya diperkirakan mencapai 39 ton. Namun, teknik pemodelan modern pada studi tahun 2009 di Journal of Zoology menempatkan berat rata-ratanya mendekati 19,8 ton.
Apatosaurus memiliki leher yang sangat lebar dan tebal, berkat sistem kantung udara yang menjaga bobotnya tetap ringan. Mengenai postur dan fleksibilitas lehernya, terjadi perdebatan. Model komputer 1990-an menunjukkan leher Apatosaurus tidak terlalu fleksibel dan kemungkinan besar dipegang secara horizontal.
Baca Juga: Ketika Fosil Dinosaurus T. rex Jadi Barang Mewah, Hambat Riset Ilmiah
KOMENTAR