Nationalgeographic.co.id–Kalimat seperti “Ini klmt tnpa hrf vkl” bisa dengan mudah Anda pahami sebagai “Ini kalimat tanpa huruf vokal.” Tapi bagaimana mungkin kita bisa memahami kata-kata tanpa huruf vokal?
Menurut para ahli yang diwawancarai oleh Live Science, secara ilmiah otak manusia tidak membaca kata secara huruf demi huruf.
Sebaliknya, otak mencari pola, mempertimbangkan konteks, lalu membuat prediksi. Jadi meskipun sebuah kata salah eja atau kehilangan huruf vokalnya, otak kita tetap mampu menebaknya.
Otak Kita Tidak Pasif, Tapi Aktif Memprediksi
“Kita tidak menerima kalimat secara pasif, melainkan secara aktif memprediksinya,” ujar David Eagleman, ahli saraf dari Stanford University, lewat surel kepada Live Science.
“Otak kita bukan papan kosong yang menunggu masukan; ia adalah pembangun model, terus-menerus menghasilkan harapan internal tentang apa yang ada di luar sana.”
Saat huruf vokal hilang, otak mengandalkan pengalaman sebelumnya dan konteks kalimat. Ia membuat tebakan berdasarkan kombinasi huruf yang umum, pengetahuan bahasa, dan kata-kata di sekitarnya.
Fenomena ini juga menjelaskan mengapa kita tetap bisa mengenali wajah teman dalam pencahayaan redup. Meskipun informasi sensorik yang diterima tidak lengkap, otak akan mengisi kekosongan itu. “Ia memanfaatkan apa yang tersedia dan membandingkannya dengan perpustakaan pola internal yang telah dipelajari seumur hidup,” kata Eagleman.
Cara Otak Mengenali Kata
Alex White, asisten profesor neurosains di Barnard College, New York, menjelaskan bahwa proses mengenali kata melibatkan banyak tahapan.
Seperti dalam semua proses visual, mata lebih dulu mendeteksi objek—dalam hal ini bentuk dasar dari huruf. Informasi tersebut dikirim ke korteks visual, yaitu lapisan luar materi abu-abu di bagian belakang otak, yang memproses tepi dan lengkungan huruf.
Baca Juga: Ketika Fosil Dinosaurus T. rex Jadi Barang Mewah, Hambat Riset Ilmiah
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR