Nationalgeographic.co.id—Selama ini, para ahli paleontologi mengira bahwa predator puncak yang terkenal dan telah lama punah, Tyrannosaurus rex, mungkin mengejar mangsanya dengan kecepatan tinggi. Buku dan film anak-anak sering kali menunjukkan dinosaurus itu berlari dengan kecepatan yang mengerikan.
Anda mungkin ingat adegan dari film Jurassic Park tahun 1993. Ada adegan seekor T. rex besar mengejar beberapa karakter tokoh yang melarikan diri dengan Jeep yang mereka kendarai secepat mungkin.
Namun dalam beberapa dekade terakhir, para ahli paleontologi telah menemukan bahwa hal ini tidak sepenuhnya akurat. Ini adalah salah satu dari sejumlah gagasan yang telah lama kita pegang tentang makhluk purba ini yang sedang dibentuk kembali oleh sains modern.
"Setelah benar-benar melakukan semacam pembuktian dasar, mencari tahu berapa banyak tulang dan jaringan yang dibutuhkan hewan untuk mencapai kecepatan tertentu dengan tenaga yang cukup, orang-orang menyadari bahwa Tyrannosaurus mungkin tidak berlari lebih dari 20, 25 mil per jam," kata Jack Tseng, paleontolog vertebrata dan morfologi fungsional dari University of California, Berkeley (UC Berkeley). Angka 20 mil per jam itu setara sekitar 32 kilometer per jam.
Tseng, yang mempelajari hubungan antara struktur fisik organisme dan fungsinya di lingkungan, mengatakan bahwa paleontolog menemukan bahwa T. rex lebih lambat dari yang diyakini sebelumnya. Keyakinannya ini didapat setelah ia mempelajari burung bipedal yang masih hidup, seperti ayam dan burung unta.
Karena paleontolog tidak dapat mempelajari jaringan lunak hewan yang telah punah, seperti otot atau fisiologi pencernaannya, mereka mengandalkan hewan yang masih hidup, seperti burung, buaya, dan mamalia, untuk memberikan petunjuk.
Dalam beberapa dekade terakhir, dengan kemajuan teknologi pencitraan dan kemampuan untuk berbagi penelitian di seluruh dunia, para ahli paleontologi telah membuat lompatan dalam pengetahuan mereka tentang hewan prasejarah. Hal ini mengubah gambaran populer yang kita miliki tentang seperti apa rupa dinosaurus dan bagaimana mereka hidup.
Dan temuan-temuan tersebut, kata Tseng, juga mengandung pelajaran yang kuat tentang apa artinya membayangkan bumi kita jutaan tahun ke depan.
Mempelajari hewan yang masih hidup untuk memahami hewan yang sudah punah
Di Departemen Biologi Integratif, Tseng mengajar beberapa kelas yang terkait dengan paleontologi, termasuk Kehidupan Selama Zaman Dinosaurus.
Dalam salah satu kuliahnya tentang sauropoda — dinosaurus pemakan tumbuhan yang besar dengan leher yang sangat panjang — Tseng membahas hipotesis terkini tentang spesies tersebut. Ia memaparkan bagaimana hewan raksasa ini, yang terbesar yang pernah berjalan di bumi, mampu menghirup oksigen yang cukup melalui leher mereka, yang panjangnya bisa mencapai 50 kaki atau 15 meter.
Baca Juga: Oviraptor, Layakkah Mereka Dijuluki sebagai Dinosaurus Pencuri Telur?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR