Nationalgeographic.co.id—Tahun 2022 lalu, sebuah studi kontroversial mengklaim bahwa fosil Tyrannosaurus rex bukan hanya mewakili satu, tetapi tiga spesies terpisah.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Evolutionary Biology telah mengusulkan pemisahan T. rex menjadi tiga spesies berbeda yaitu T. rex yang didefinisikan ulang, T. regina, dan T. imperator—berdasarkan perbedaan tulang kaki dan gigi mereka.
Penulisnya berpendapat bahwa T. rex dan T. regina berevolusi dari T. imperator, dengan dua spesies sebelumnya berpotensi hidup berdampingan pada periode Cretaceous akhir. Jika teori ini diterima secara luas, diperlukan penyelidikan ulang terhadap spesimen di seluruh dunia.
Penelitian ini dipimpin oleh Gregory S. Paul, seorang paleoartis dan ilmuwan independen. Ia berkata, "Kami menemukan bahwa perubahan pada tulang paha Tyrannosaurus kemungkinan tidak terkait dengan jenis kelamin atau usia spesimen.
"Kami mengusulkan bahwa perubahan pada tulang paha mungkin telah berevolusi dari waktu ke waktu dari nenek moyang yang sama yang memperlihatkan tulang paha yang lebih kuat menjadi lebih anggun pada spesies selanjutnya. Perbedaan dalam kekokohan tulang paha di seluruh lapisan sedimen dapat dianggap cukup jelas sehingga spesimen tersebut berpotensi dianggap sebagai spesies yang terpisah."
Namun, pakar dinosaurus di Museum, Prof. Paul Barrett, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, telah membantah klaim dalam makalah tersebut.
Mengutip laman Natural History Museum, Paul mengatakan, "Saya sangat skeptis terhadap hasil ini, dan akan sangat terkejut jika para ahli yang meneliti dinosaurus ini mendukungnya."
"Saya kira penulis studi ini tidak punya cukup bukti untuk mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah tiga spesies, dan saya menduga hewan-hewan berbeda yang mereka gambarkan semuanya bisa kawin satu sama lain; perbedaan yang diajukan di antara mereka bersifat halus dan mungkin disebabkan oleh alasan-alasan lain."
Sekelompok ahli paleontologi yang dipimpin oleh Museum and Carthage College di Winconsin pun kemudian menerbitkan sanggahan terhadap studi tiga spesies Tyrannosaurus tersebut, dengan menyatakan bahwa usulan tersebut tidak memiliki cukup bukti.
"Tyrannosaurus rex tetap menjadi satu-satunya raja sejati dinosaurus,” kata rekan penulis studi Steve Brusatte, seorang paleontolog di University of Edinburgh.
Sementara James Napoli, salah satu penulis utama studi bantahan tersebut, mengatakan, "Studi mereka mengklaim bahwa variasi pada spesimen T. rex sangat tinggi sehingga kemungkinan besar berasal dari beberapa spesies dinosaurus pemakan daging raksasa yang berkerabat dekat."
Baca Juga: Bukan untuk Melawan Predator, untuk Apa Ekor Gada Milik Dinosaurus Ankylosaurus?
Source | : | American Museum of Natural History,Natural History Museum |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR