Nationalgeographic.co.id—Praktik kuno "pernikahan arwah" atau minghun di Tiongkok, yang bertujuan untuk menyediakan pasangan bagi mereka yang meninggal dalam keadaan lajang, pernah menjadi sorotan besar setelah sebuah kasus pembunuhan mengerikan terungkap pada 2016.
Kepolisian di barat laut Tiongkok telah mendakwa seorang pria atas pembunuhan dua wanita penyandang disabilitas mental. Pria yang diidentifikasi sebagai Ma tersebut, diduga berencana menjual jenazah mereka untuk ritual minghun, sebuah kejahatan yang mengguncang banyak pihak.
Kasus ini bermula pada bulan April di Provinsi Shaanxi, ketika polisi lalu lintas menahan tiga pria yang membawa jenazah seorang wanita di dalam kendaraan mereka.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap motif keji Ma yang menjanjikan para wanita tersebut seorang mempelai pria, namun justru membunuh mereka demi menjual jenazahnya. Insiden ini sekali lagi menyoroti sisi gelap dari tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Mengenal Lebih Dekat Pernikahan Arwah
Tradisi pernikahan arwah, yang diperkirakan telah ada selama 3.000 tahun, didasarkan pada keyakinan bahwa mereka yang meninggal dalam keadaan lajang tidak akan sendirian di akhirat.
Pada awalnya, seperti dilansir BBC, ritual ini murni melibatkan dua individu yang telah meninggal, di mana kerabat yang masih hidup akan menikahkan mereka. Namun, belakangan ini, beberapa kasus bahkan melibatkan orang hidup yang menikahi jenazah.
Dalam pernikahan arwah antara dua orang yang telah meninggal, keluarga "pengantin wanita" akan meminta mahar yang bisa meliputi persembahan kertas seperti perhiasan, pelayan, dan rumah mewah.
Faktor-faktor seperti usia dan latar belakang keluarga sama pentingnya dengan pernikahan tradisional, sehingga ahli feng shui sering disewa sebagai mak comblang.
Upacara pernikahan biasanya melibatkan plakat pemakaman kedua mempelai, jamuan makan, dan bagian terpenting: menggali tulang-belulang pengantin wanita untuk ditempatkan di kuburan pengantin pria.
Baca Juga: Kungfu Shaolin: Selidik Seni Bela Diri Tertua dalam Sejarah Tiongkok
KOMENTAR