Sisi Gelap Tradisi Kuno Ini
Sayangnya, selama bertahun-tahun, tradisi ini telah bermutasi menjadi praktik-praktik yang mengkhawatirkan di beberapa wilayah Tiongkok. Tercatat kasus di mana seseorang yang masih hidup "dinikahi" dengan jenazah dalam ritual rahasia. Namun, yang lebih mengerikan adalah munculnya laporan tentang perampokan makam bahkan pembunuhan.
Pada tahun 2015, misalnya, dilaporkan bahwa 14 jenazah wanita dicuri dari satu desa di Provinsi Shanxi. Penduduk desa percaya para perampok makam melakukan hal ini demi uang.
Huang Jingchun, kepala departemen Bahasa Tiongkok di Universitas Shanghai yang meneliti pernikahan arwah di Shanxi antara tahun 2008 dan 2010, mengungkapkan bahwa harga jenazah atau tulang-belulang wanita muda telah meningkat tajam.
Saat penelitiannya, sisa-sisa jasad tersebut bisa mencapai 30.000 hingga 50.000 yuan (£3.400 hingga £5.700; AS$4.500 hingga AS$7.500; Rp73 juta hingga Rp121 juta). Saat ini, ia memperkirakan harganya bisa melonjak hingga 100.000 yuan (Rp226 juta).
Meskipun penjualan jenazah telah dilarang pada tahun 2006, larangan ini tidak menghentikan para perampok makam. Seorang pria yang ditangkap di Liangcheng County, Inner Mongolia, tahun lalu, bahkan mengaku kepada polisi bahwa ia membunuh seorang wanita demi menjual tubuhnya kepada keluarga yang mencari pengantin arwah.
Mengapa Praktik Ini Terjadi?
Ada beragam alasan di balik praktik ini. Di beberapa distrik di Tiongkok, seperti Shanxi — tempat dugaan pembunuhan terbaru terjadi — banyak pria muda yang bekerja di pertambangan batu bara, sebuah profesi dengan tingkat kematian tinggi.
Dalam kasus ini, pernikahan arwah berfungsi sebagai bentuk kompensasi emosional bagi kerabat yang berduka, memberikan mereka cara untuk "mengawinkan" putra yang meninggal muda demi menafkahi keluarga.
Namun, rasio jenis kelamin juga memainkan peran signifikan. Sensus 2014 menunjukkan bahwa sekitar 115,9 anak laki-laki lahir untuk setiap 100 anak perempuan, menciptakan ketidakseimbangan yang dapat memengaruhi ketersediaan "pengantin" di kemudian hari.
Dr. Huang juga percaya ada alasan budaya yang lebih mendasar. Banyak orang Tionghoa meyakini bahwa kemalangan akan menimpa mereka jika keinginan orang yang telah meninggal belum terpenuhi. Dengan mengadakan pernikahan arwah, mereka berharap dapat menenangkan arwah orang mati.
Baca Juga: Temuan Fosil di Tiongkok Ungkap Spesies Baru Dinosaurus Sauropoda
KOMENTAR