Sistem pernapasan itu menyusup ke tulang dinosaurus, seperti pada burung saat ini. Kantung udara memungkinkan dinosaurus menjadi sedikit lebih ringan tanpa mengorbankan kekuatan. Hal terseut memungkinkan hewan bernapas lebih efisien, dan, di dalam air, mengapung sedikit lebih mudah.
Efek kantung udara dinosaurus terhadap kemampuan berenang telah ditegaskan oleh tulang karnivora raksasa lain dan alumni Jurassic Park. Mereka adalah Spinosaurus bermoncong buaya dan berpunggung layar. Para peneliti memperdebatkan berapa banyak waktu yang dihabiskan dinosaurus berekor dayung di dalam air.
Bukti fosil menunjukkan bahwa Spinosaurus memiliki tulang yang ekstra padat. Tulang yang lebih berat ini membantu dinosaurus agar tidak terlalu mengapung. Jadi, ia dapat lebih mudah menggunakan kekuatan ototnya untuk bergerak di dalam air daripada secara aktif berusaha untuk tetap terendam. Seperti yang manusia lakukan saat menyelam dengan paru-paru yang penuh udara.
Spinosaurus memiliki kerangka yang beradaptasi untuk menghadapi daya apung kantung udara. Namun dinosaurus lain tanpa tulang padat seperti itu hanya akan mampu mendayung dengan gaya anjing (dog paddle) yang lebih tidak stabil.
Dinosaurus berleher panjang raksasa, misalnya, telah dideskripsikan sebagai “pengayun mabuk” yang relatif tidak stabil di dalam air. Mereka dapat menendang dasar tetapi tidak berenang seperti buaya. Untuk alasan yang sama, T. rex mungkin tidak akan dapat sepenuhnya menghilang di bawah permukaan danau. Kemudian keluar dari bawah air dengan rahang terbuka, seperti dalam film.
Lengan T. rex juga terlalu kecil dan tidak memiliki jangkauan gerak untuk berenang. Hal yang sama berlaku untuk banyak dinosaurus karnivora lainnya yang meninggalkan jejak berenang.
Gambaran yang muncul adalah bahwa T. rex mungkin perenang yang kuat, meskipun tidak stabil. Bukti yang tersedia mengisyaratkan bahwa T. rex yang berenang akan mengapung di dekat permukaan badan air. Mereka menggunakan kakinya yang kuat untuk menendang agar dapat menyeberang.
Apakah T. rex mengintai mangsa di dalam air?
Kemampuan berenang T. rex pasti akan membentuk strategi perburuannya. Ahli paleontologi University of the Republic of Uruguay R. Ernesto Blanco memodelkan seberapa cepat T. rex dapat bergerak melalui air.
Ia mengusulkan bahwa kadal tiran akan terlalu lambat untuk menangkap mangsa. Seperti Edmontosaurus paruh bebek dan Struthiomimus yang mirip burung unta di daratan kering. Struthiomimus dapat bergerak lebih cepat saat mengarungi atau berenang di air dangkal.
“Tergantung pada kedalaman air, T. rex memiliki cara penggerak yang berbeda,” kata Blanco. Di air yang cukup dalam, T. rex dapat berenang dengan sebagian besar tubuhnya di bawah permukaan. Tapi lebih sering dinosaurus tersebut kemungkinan mengarungi air atau “menendang” dari dasar. Seperti yang ditunjukkan oleh jejak renang theropoda lainnya.
“Mungkin T. rex lebih suka berburu di sepanjang garis pantai. Di sana herbivora yang mencoba melarikan diri di dalam air akan melambat dan lebih rentan,” menurut Blanco.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR