Nationalgeographic.co.id—Pikiran untuk menyaksikan dinosaurus raksasa berjalan-jalan di Bumi lagi selalu memicu imajinasi banyak orang, terutama setelah melihat film-film seperti Jurassic World Rebirth.
Ide yang tampak begitu nyata di layar lebar, dengan teknologi canggih yang berhasil menghidupkan kembali makhluk purba, seringkali membuat kita bertanya-tanya apakah hal serupa bisa terwujud di dunia nyata. Namun, di balik fantasi sinematik tersebut, realitas ilmiah menawarkan pandangan yang jauh lebih kompleks dan terkadang mengecewakan.
Apakah DNA yang telah punah jutaan tahun lalu benar-benar bisa ditemukan dan direplikasi? Seberapa besar kemungkinan ilmu pengetahuan modern dapat meniru keajaiban yang hanya ada dalam cerita fiksi?
Secara singkat dan tegas, harapan untuk menyaksikan dinosaurus hidup kembali, seperti dalam film Jurassic World Rebirth, tampaknya harus pupus. Menurut Dr. Logan Kistler, seorang ahli DNA purba dari National Museum of Natural History (NMNH), mengatakan bahwa menghidupkan kembali dinosaurus adalah hal yang mustahil.
"Dinosaurus sudah sangat tua sehingga kemungkinan besar tidak ada DNA dinosaurus yang tersisa di Bumi," ungkap Logan seperti dilansir Eye on Science. Ia menjelaskan bahwa DNA tidak dapat bertahan lama di Bumi, bahkan di lapisan es abadi sekalipun, karena proses pencairan dan pembekuan berulang kali akan merusaknya.
Berbeda dengan gambaran di film, DNA dinosaurus yang terperangkap dalam getah pohon hanyalah fiksi semata. Oleh karena itu, harapan untuk melihat dinosaurus di National Zoo and Conservation Biology Institute Smithsonian tidak akan menjadi kenyataan.
Penelitian DNA Purba: Melampaui Dinosaurus
Meskipun dinosaurus tidak dapat dihidupkan kembali, pekerjaan Logan Kistler sebagai kurator arkeobotani dan arkeogenomik di NMNH jauh lebih menarik. Ia berfokus pada penelitian murni untuk memahami asal-usul manusia melalui materi genetik purba.
Di Smithsonian, Logan memiliki kebebasan untuk mengejar pertanyaan-pertanyaan besar yang mungkin membutuhkan waktu lama untuk dijawab, namun akan memberikan informasi penting untuk mengatasi tantangan masyarakat yang rumit.
Karena tidak ada DNA dinosaurus yang tersisa, Logan berkolaborasi dengan ilmuwan lain untuk mempelajari DNA hewan dan tumbuhan yang mati relatif lebih baru dan masih memiliki sisa DNA di gua, tempat perlindungan batu, dan gurun. Kecintaan pertamanya adalah paleobotani, studi tentang tumbuhan prasejarah. Namun, sebagai ahli DNA purba, penelitiannya mencakup banyak bidang.
"Saya akan selalu kembali ke tumbuhan jika memungkinkan, tetapi karena saya bekerja dengan begitu banyak rekan peneliti, pekerjaan saya akhirnya menyentuh banyak bidang," kata Logan. Ini termasuk mamalia kecil, agave, hingga ras anjing yang punah.
Baca Juga: Hilangnya Para Raksasa: Mengapa Hewan Seperti Dinosaurus Tak Lagi Merajai Bumi?
KOMENTAR