Nationalgeographic.co.id - Memasuki penghujung bulan Januari, sebagian wilayah di Indonesia pun mulai diguyur hujan hampir setiap hari. Walaupun meningkatkan pasokan air di bumi, intensitas curah hujan yang tinggi pun dapat meningkatkan risiko bencana alam.
Banjir dan tanah longsor menjadi dua hal yang perlu diwaspadai, selain beberapa penyakit yang muncul saat musim hujan. Namun tanah longsor menjadi hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Bukan tanpa alasan, banyak masyarakat yang belum tahu tanda akan terjadinya fenomena tanah bergerak ini.
Tanah longsor terjadi ketika air yang meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Ketika air masuk dan berhasil menembus batas kedap air di tanah yang berperan sebagai bidang gelincir—yang terdiri dari sebagian besar lempung dengan sedikit pasir—maka pelapukan akan terjadi.
Baca Juga : Hujan Deras Disertai Petir, dan Hujan Tak Kasatmata di Dalamnya
Bila hal ini terjadi, bidang tanah di atasnya akan bergerak mengikuti ketinggian lereng. Tanah longsor pun terjadi.
Tanah longsor sendiri terbagi menjadi enam jenis. Berikut ini keenam jenis tanah longsor yang sebaiknya Anda ketahui.
1. Longsoran translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan bantuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini juga disebut sebagai longsoran translasi blok batu.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR