Nationalgeographic.co.id—Bisakah Anda membayangkan benda-benda berukuran mungil tidak kasat mata bisa merusak tubuh kita?
Mikroplastik adalah potongan plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter. Sumber bermacam-macam; mulai dari kantong plastik, kemasan makanan, dan botol kemasan yang akan terurai menjadi butiran plastik kecil. Selain itu, produk rumah tangga seperti pembersih dan pasta gigi juga mengandung butiran mikro.
Butiran-butiran kecil ini dengan mudah melewati penyaringan air menuju lautan serta menjadi ancaman bagi kehidupan di laut dan bagi manusia.
Karena plastik telah menjadi bagian peranti rumah tangga dan produk makanan, tentu saja kita akan menjumpai mikroplastik setiap harinya. Mikroplastik pada produk plastik akan terlepas dan terbang ke udara atau larut dalam air.
Melansir laman UNEP, setiap tahunnya 19 hingga 23 juta ton limbah plastik bocor dan mencemari lautan. Limbah plastik inilah yang akan terurai menjadi mikroplastik sehingga mengganggu ekosistem laut.
Bagaimana mikroplastik yang ada di lautan menjadi ancaman bagi tubuh manusia?
Proses mikroplastik di lautan pindah ke tubuh manusia
Banyak studi yang menunjukkan dampak yang disebabkan oleh mikroplastik bagi tubuh manusia. Anqi Sun and Wen-Xiong Wang memublikasikan hasil studinya di Environment & Health Journal dengan judul “Human Exposure to Microplastics and Its Associated Health Risks”. Mereka mengungkapkan bahwa makanan laut dianggap sebagai salah satu sumber utama penyebaran mikroplastik dari lautan.
Banyak jenis makanan laut seperti kerang, udang, dan ikan yang dikonsumsi secara utuh, termasuk organ dalamnya. Nah, organ dalam itulah yang mengandung konsentrasi mikroplastik lebih tinggi dibandingkan dengan daging otot.
Na Zhang dan timnya menyingkap kandungan mikroplastik dalam tubuh manusia dalam kajian bertajuk "You are what you eat: Microplastics in the feces of young men living in Beijing". Kajian ini terbit di Science of The Total Environment, Volume 767, Mei 2021. Ia mengungkapkan bahwa 95,8 persen sampel menunjukkan tanda positif mengandung mikroplastik.
"Berbagai jenis mikroplastik terdeteksi pada kotoran manusia, dengan proporsi tertinggi ditemukan pada PP (Polipropilena)," tulis Na Zhang. Polipropilena adalah polimer yang banyak digunakan dalam produksi bahan prostetik karena biayanya yang rendah dan tidak terdegradasi di tempat. "Mungkin ada hubungan antara kebiasaan asupan air dan banyaknya mikroplastik dalam tinja."
Baca Juga: Riset Global: Orang Indonesia Paling Banyak Makan Mikroplastik
Penulis | : | Neza Puspita Sari Rusdi |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR