Nationalgeographic.co.id—Sebuah riset global mengungkapkan bahwa negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina menduduki puncak daftar global konsumsi atau penelanan mikroplastik per kapita.
Indonesia menduduki posisi puncak dengan jumlah mikroplatik terbanyak yang dimakan setiap orangnya. Jumlah rincinya adalah setiap orang Indonesia memakan sekitar 15 gram mikroplastik per bulannya.
Sementara itu Tiongkok, Mongolia, dan Inggris menduduki puncak daftar negara yang menghirup mikroplastik paling banyak, menurut sebuah studi yang sama.
Studi ini digarap oleh para peneliti dari Cornell University yang memetakan penyerapan mikroplastik di 109 negara. Makalah studi ini telah terbit di jurnal Environmental Science & Technology pada 2024.
Riset global ini dibangun berdasarkan model data yang ada yang memperkirakan berapa banyak mikroplastik yang tanpa disadari dimakan dan dihirup manusia sebagai akibat dari potongan sampah plastik yang tidak diolah yang terdegradasi dan tersebar ke lingkungan.
Studi Cornell University ini memperhitungkan kebiasaan makan, teknologi pemrosesan makanan, demografi usia, dan laju pernapasan setiap negara. Ini semua adalah faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan dalam cara penduduk setiap negara mengonsumsi mikroplastik.
“Penyerapan mikroplastik di tingkat negara merupakan indikator penting polusi plastik dan risiko kesehatan masyarakat,” kata Fengqi You, profesor dalam rekayasa sistem energi di Cornell University, seperti dikutip dari keterangan tertulis kampus tersebut.
Fengqi You menulis makalah studi tersebut bersama mahasiswa doktoralnya, yakni Xiang Zhao.
Studi ini menilai penyerapan makanan dengan menghimpun data tentang konsentrasi mikroplastik dalam subkategori kelompok makanan utama seperti buah-buahan, sayur-sayuran, protein, biji-bijian, susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah.
Model-model studi tersebut juga menggunakan data yang merinci seberapa banyak makanan tersebut dikonsumsi di berbagai negara. Misalnya, konsumsi garam dapur, per kapita, hampir sama di Indonesia dan AS. Namun konsentrasi mikroplastik dalam garam dapur Indonesia sekitar 100 kali lebih tinggi.
Secara keseluruhan, studi tersebut menemukan bahwa orang Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan – lebih banyak daripada negara-negara lain – dengan sebagian besar partikel plastik berasal dari sumber akuatik seperti makanan laut.
Baca Juga: Sampah Tak Diangkut dan Dibakar Jadi Sumber Bencana Polusi Plastik
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR