Nationalgeographic.co.id - Jika Anda merasakan sakit tiba-tiba di dada dan rasanya seperti ditusuk, mungkin Anda mengalami kondisi yang disebut precordial catch syndrome (PCS). Kabar baiknya, PCS berbeda dengan serangan jantung–ia tak berbahaya dan tidak menyebabkan kematian.
Hal lain yang membedakan dari serangan jantung adalah rasa sakitnya tidak menyebar ke area lain pada tubuh. PCS juga tak menyebabkan gejala lain seperti muntah.
Sebagai gantinya, rasa sakit dari PCS terpusat pada area di bagian depan atau samping dada. Itu tidak meluas dan rasa nyerinya hanya terasa sekitar satu atau dua ujung jari. Sesuai dengan nama 'precordial' yang berarti 'di depan jantung'.
Baca Juga : Manfaat Buah Naga Bagi Ibu Hamil, Cegah Cacat Hingga Obati Sembelit
PCS menghilang dengan cepat, tapi juga muncul secara tiba-tiba. Rasa nyerinya kira-kira berlangsung selama 30 detik hingga tiga menit.
Meski begitu, PCS dapat memicu kecemasan dan sulit bernapas membuat pengidapnya mengalami pusing.
Sensasi nyeri yang juga disebut Texidor's Twitch kerap disamakan dengan serangan jantung. Namun, faktanya, itu merupakan kondisi umum yang biasa terjadi pada masa remaja dan dewasa awal.
Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan rasa sakit? Menurut para ahli, ia kemungkinan disebabkan iritasi atau 'cubitan' saraf di dalam rongga dada (pleura).
Walau tidak berbahaya seperti serangan jantung, tapi PCS dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Apalagi, hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk menanganinya–sementara hanya bisa membiarkannya.
Baca Juga : Minum Kopi Bisa Membuat Kita Panjang Umur, Benarkah Demikian?
PCS biasanya muncul ketika kita beristirahat (tidak saat tidur), juga ketika seseorang membungkuk atau mengubah postur mereka secara tiba-tiba. Melihat hal tersebut, maka risiko serangan PCS dapat dikurangi dengan duduk tegak.
Beberapa orang juga menyatakan bahwa bernapas pendek-pendek dapat membantu mengurangi gejala. Sementara itu, yang lainnya mengungkapkan, tarik napas dalam dapat memicu 'sensasi' yang mengurangi rasa sakit.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR