Nationalgeographic.co.id - Setelah sepuluh tahun berusaha keras, makam Raja Tutankhamun akhirnya selesai direstorasi. Kita pun bisa 'mengintip' ke dalamnya.
Tempat peristirahatan terakhir Firaun ini merupakan salah satu daya tarik utama Mesir–menarik banyak wisatawan setiap tahun.
Namun, sayangnya, kunjungan turis juga berkontribusi pada kerusakan makam. Partikel debu, langkah kaki yang berat, dan alat-alat shooting, menggoyahkan dinding dan lantai halus yang menghiasi tempat perisitirahan terakhir Raja Tutankhamun.
Baca Juga : Perjuangan Orang-orang Siddi Melawan Rasisme dan Diskriminasi di India
Sebagai gantinya, Getty Conservation Institute, bekerja sama dengan Kementerian Purbakala Mesir, memulai proyek restorasi untuk mengembalikan keindahan makam firaun tersebut, sekaligus melestarikan hidupnya dari bahaya di masa mendatang.
Prosesnya dimulai pada 2009 dan selesai pada musim gugur 2018 lalu.
Ini merupakan proyek renovasi terbesar sejak penemuan makam Raja Tutankhamun pada 1922, ketika arkeolog asal Inggris, Howard Carter tanpa sengaja mengungkap situs tersebut.
Ketika ditemukan, barang-barang di makam raja tersebut masih lengkap–berbeda dengan kuburan lain yang sudah menjadi korban penjarahan.
Setiap objek yang dikumpulkan dari makam selama satu dekade, mengundang takjub dari masyarakat dunia dan media. Dan hingga saat ini, makam tersebut masih menyimpan artefak asli dari zamannya, seperti sarkofagus kuarsit dan emas serta mumi Raja Tut sendiri.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR