Nationalgeographic.co.id - Setelah satu dekade, para arkeolog akhirnya berhasil menyelesaikan restorasi makam firaun Tutankhamun di Mesir.
Dilansir dari Kompas.com, proyek yang dilakukan oleh Getty Conservation Institute (GCI) dan Kementerian Purbakala Mesir ini, berusaha memperbaiki lukisan dinding yang menghiasi makam berusia 3.000 tahun tersebut dari goresan dan lecet. Mereka juga menambahkan beberapa fitur seperti penghalang baru dan sistem ventilasi yang akan mengurangi kerusakan situs di masa depan.
"Konservasi dan pelestarian penting dan menjadi warisan bagi masa depan," kata Zahi Hawass, ahli Mesir Kuno, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Lokasi Penyimpanan Senjata Nuklir Era Perang Dingin Ditemukan
Tutankhamun sendiri lahir pada masa Kerajaan Baru Mesir, sekitar 1342 SM. Ia kerap dipanggil dengan julukan 'raja anak' karena mulai memerintah pada usia sembilan tahun.
Tutankhamun meninggal secara tiba-tiba pada usia belasan. Beberapa ahli mengatakan, kemungkinan dia mangkat karena sakit. Namun, teori lain mengungkapkan bahwa raja muda tersebut meninggal dalam kecelakaan kereta.
Makam Tutankhamun pertama kali ditemukan pada 1922 oleh peneliti Mesir dari Inggris, Howard Carter. Dia menemukan makam dalam kondisi yang baik, padahal kuburan raja lainnya telah mengalami penjarahan. Makam Tutankhamun selamat dari perampok berkat lumpur dan bebatuan yang menghalangi pintu masuk.
Baca Juga : Perusakan Ukiran Kuno Dimaksudkan Untuk Membuat Arwah Tersiksa di Akhirat
Bersama timnya, Carter menghabiskan waktu selama sepuluh tahun untuk menyelidiki serta mengeluarkan berbagai artefak yang membuat sesak di makam. Setelah dibuka untuk umum, situs ini menjadi objek wisata utama.
Sayangnya, pengunjung membawa debu serta perubahan kelembaban dan karbon dioksida yang mengancam lingkungan di dalam makam sehingga restorasi perlu dilakukan.
Kini, makam Tutankhamun masih berisi beberapa artefak asli, termasuk mumi sang raja. Peninggalan inilah yang membuat makam tersebut memang harus dilindungi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR