Situs fenomenal yang kerap memuat bocoran berbagai dokumen rahasia, Wikileaks, menangguhkan kegiatan publikasi di situsnya. Pengelola saat ini berkonsentrasi pada kegiatan penggalian dana untuk menyokong operasional Wikileaks.
Langkah ini diambil sesaat setelah pengelola menerima pemblokiran dana dari perusahaan-perusahaan finansial yang berbasis di Amerika Serikat. Hal itu menyusul pemuatan ratusan ribu file dan kabel diplomatik rahasia milik pemerintah Amerika Serikat di internet.
Pendiri Wikileaks, Julian Assange mengatakan bahwa sejak Desember lalu terjadi pemblokiran dana dari Bank of America, Visa, MasterCard, PayPal dan Western Union. Julian menyebut tindakan tersebut sebagai "sewenang-wenang dan tidak sah".
"Serangan ini menghancurkan pendapatan kami sampai 95%," kata Assange. Mantan peretas komputer ini mengaku, organisasinya kehilangan puluhan juta dolar donasi akibat pemblokiran tersebut.
Menurut Assange, pihaknya kini tengah melakukan langkah pra-peradilan terhadap pemblokiran di Islandia, Denmark, Inggris, Brusel, Amerika Serikat dan Australia dan mengajukan tuntutan antipakat (anti-trust).
Jurubicara Wikileaks, Kristinn Hfarnsson mengatakan bahwa situs tersebut akan kembali beroperasi pada 28 November. (Sumber: BBC)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
KOMENTAR