Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarahnya, bangsa Yunani kuno memiliki serangkaian ritual yang berkaitan dengan perang dan pertempuran. Di antaranya adalah tari perang, yang paling tua dan paling terkenal, berkat sumber dan seni. Nama tariannya, Pyrrhichios, atau sebutan pendeknya adalah tari Pyrrhic.
Tari ini merupakan tarian perang, mungkin berasal dari bangsa Dorian, yang memperingati keberanian dan keterampilan di medan perang. Tari ini mulai digunakan sebagai bentuk pelatihan perang. “Para penari membawa semua perlengkapan militer mereka: baju zirah, perisai, tombak, dan helm,” tulis Guilermo Carvajal di laman La Brujula Verde.
Tari ini terutama digunakan oleh Bangsa Sparta, yang mengajarkan seni perang kepada anak-anak mereka sejak usia lima tahun. Bangsa Athena juga mempraktikkannya di lapangan gulat sebagai bagian dari pelatihan gimnasium. Banyak kota lainnya di Yunani kuno juga mempraktikkan tarian ini.
Mitos terkait asal-usul tarian Pyrrhic
Ada tiga versi mitos tentang asal mula tarian Pyrrhic. Versi pertama mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Cronus, sebelum Perang Titan dan ketika Zeus masih bayi. Para Curetes menari mengelilingi dewa kecil itu sambil membuat suara keras dengan senjata dan perisai mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah Cronus, yang melahap anak-anaknya, mendengar tangisan bayi itu.
Versi kedua menceritakan bahwa selama pemakaman Raja Cizico, yang termuda di antara para Argonaut, mengikuti instruksi Orpheus. Penari menari dengan senjata dan dalam formasi. Mereka melambaikan pedang dan perisai untuk mengusir tangisan penduduk yang berduka atas sang raja.
Terakhir, legenda ketiga mengatakan bahwa selama pengepungan Troya, Achilles menarikan tarian Pyrrhic di atas panggung kayu. Hal ini dilakukannya sebelum menyerahkan jenazah Patroclus ke api pemakaman. Ada kisah lain tentang Pyrrhus, putra Achilles, menarikan irama ini di bawah tembok Troya, merayakan kematian Eurypylus.
Dalam dialognya Laws, Plato menggambarkan tarian Pyrrhic sebagai ekspresi perang, berbeda dari tarian damai. Menurut filsuf tersebut, tarian ini dilakukan dengan diiringi bunyi aulos (alat musik). Tarian ini meniru gerakan defensif untuk menghindari pukulan dan proyektil. “Seperti menghindar, berjongkok, melompat, dan mundur. Juga gerakan ofensif, seperti melepaskan anak panah, melempar lembing, dan memukul,” tambah Carvajal.
Plato menekankan ketegasan dan ketegangan tubuh serta jiwa para penari, yang terwujud dalam keselarasan anggota tubuh mereka.
Strabo mengaitkan penciptaan tarian Pyrrhic dengan Thales dari Kreta. Thales adalah seorang musisi dan penyair lirik yang memperkenalkan Pyrrhic di antara orang Sparta. Thales, yang berasal dari pulau Kreta, telah menerima undangan dari Lycurgus, pembuat hukum Sparta, untuk menetap di kotanya.
Namun, orang Sparta percaya bahwa tarian itu telah diciptakan oleh Dioscuri, Castor dan Pollux. Mereka adalah saudara kembar Helen yang memicu Perang Troya.
Lucianus percaya bahwa Neoptolemus, putra Achilles, yang menciptakan jenis tarian Pyrrhic ini, karena ia dijuluki Pyrrhus (pirang).
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR