3 Desember 1992 di kota kecil Newbury, Berkshire, Inggris, dikirimkanlah beberapa baris pesan singkat melalui fasilitas unik yang kelak akrab disebut Short Messaging Service (SMS).
Programmer perangkat lunak, Neil Papworth, pada waktu itu mencoba program baru dan berkirim ucapan "Selamat Natal" lewat komputer PC ke telepon genggam sahabatnya, Richard Jarvis, yang merupakan seorang karyawan perusahaan Vodafone. Vodafone kemudian menganggapnya menarik sekaligus mudah, sehingga menggunakan metode yang sama untuk jaringan komunikasi internal.
Kasus inilah asal-usul layanan SMS, yang kini populer di penjuru dunia dan tiap tahunnya dipertukarkan dengan volume hingga sebanyak 8 miliar. Rata-rata orang dewasa 18-25 tahun terdata mengirim 133 pesan per minggu. Berdasarkan laporan Ofcom Communications Market Juli 2012, kontak via SMS sudah mengalahkan telepon atau bahkan, pertemuan tatap muka sehari-hari.
Tentu tidak sekejap saja layanan ini dikenal menjadi cara baru berkomunikasi dengan saling bertukar pesan. Butuh tujuh tahun setelah kemunculannya, pesan singkat pertama di dunia milik Papworth tersebut-- untuk menyempurnakan SMS menjadi fasilitas telepon genggam yang solid.
Perkembangan SMS juga dimulai dari alat pager, yang pada akhirnya masuk ke fungsi telegraf dan teleks. Pesan teks lama-kelamaan lebih dipilih orang ketika harus melakukan percakapan, baik demi kepentingan bisnis maupun antara teman dan rekan. Jelas, korespondensi lewat pesan teks yang lebih murah dapat menjawab masalah 'dorongan menelepon.'
Dan tatkala telah menjadi bagian dari gaya hidup, SMS pun menjelma sebuah cara lazim bertutur, yang tidak terbendung. Berbagai langgam bahasa baru ditelurkan oleh SMS, seperti simbol, akronim, dan ejaan. Tambah lagi, SMS bermetamorfosis dengan cepat pula seiring kemunculan inovasi teknologi komunikasi; misalnya pengaplikasian SMS untuk memilih atau vote di macam-macam reality shows televisi.
Pertanyaannya, apakah sekarang teknologi ini juga telah menepi karena digantikan sederet fasilitas komunikasi dan pertukaran pesan instan yang lebih baru? "Menurut pendapat saya, SMS masih yang terbaik :-)," kata Papworth dalam sebuah pesan singkat yang ia ketik dengan gaya bahasa khas SMS, pada Observer, pekan lalu (1/12).
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR