Lembaga Sains, Teknologi, dan Industri untuk Pertahanan Nasional Cina merilis citra satelit dari obyek yang diduga puing Malaysia Airlines MH370.
Citra menunjukkan, puing itu berada di perairan antara Malaysia dan Thailand, pada koordinat 105,63 Bujur Timur dan 6,7 Lintang Utara.
Sejumlah tiga puing besar ditemukan. Puing bertama berukuran antara 13-18 meter, puing kedua berukuran 14-19 meter, sementara puing ketiga 22-24 meter.
Total panjang tiga puing itu mendekati panjang Boeing 777-200ER, jenis pesawat MH370 yang hilang, yang mencapai 64 meter. Namun, benarkah puing itu milik MH370?
Michael Goldfarb dari Federal Aviation Administration mengatakan, "Saya kira ukuran dari puing itu, dan semua yang kita dengar, memberi alasan untuk (fokus kembali) ke area itu."
"Dan ini melegakan semua orang. Saya pikir peluangnya besar, mereka akan mengonfirmasi bahwa ini adalah bagian dari puing pesawat."
Meski Goldfarb yakin, beberapa pakar lain seperti dikutip CNN, Kamis (13/3), meragukan anggapan bahwa citra itu adalah puing pesawat.
Clive Irvine, editor senior Conde Nast Traveler, mengatakan, dengan ukuran sebesar itu, citra puing "tidak sesuai sama sekali dengan pesawat".
Tom Haueter, mantan direktur National Transportation Safety Board (NTSB), mengungkapkan bahwa dia akan terkejut bila puing itu adalah MH370. Dengan ukuran besar, obyek akan tenggelam di laut.
Richard Quest, pakar penerbangan, mengungkapkan bahwa mungkin puing itu bukan MH370. Namun, tetap patut diselidiki. "Cuma ini petunjuk yang kita punya selama ini," katanya.
"Jika ini bukan puing MH370, maka kita harus kembali menyelidiki wilayah yang luas lagi," ungkapnya.
MH370 hilang sejak Sabtu (8/3) dini hari. Pesawat membawa 239 penumpang plus awak, menempuh rute Kuala Lumpur - Beijing.
Dugaan awal, pesawat berada di laut antara Vietnam dan Malaysia. Namun, perkembangan dari analisis radar mengungkap bahwa pesawat terakhir terdeteksi di Selat Malaka.
Pencarian puing pesawat di laut lepas tidaklah mudah, bisa memakan waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Batas waktu untuk mengungkap sebab kecelakaan pesawat semakin dekat. Kotak hitam harus ditemukan dalam kurun waktu 30 hari. Jika kotak hitam tak diterima dalam kurun waktu itu, pencarian akan jauh lebih sulit.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR