Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani, mengatakan kampanye pemilu dinilai tidak berdampak langsung terhadap industri pariwisata khususnya bidang perhotelan.
"Tidak ada hubungan langsung dengan pemilu, karena saat kampanye justru kegiatan lebih banyak dilakukan di luar ruangan bukan di dalam ruangan," kata Yanti Sukamdani yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Jakarta, Kamis (3/4).
Hal itu tercermin dari data tingkat hunian hotel pada masa kampanye pemilu yang nyaris tidak mengalami peningkatan signifikan.
Yanti mencontohkan tingkat hunian kamar hotel selama Januari-Maret yang merupakan "low season" tercatat turun yakni di Jakarta 60 persen, Bali 55 persen, Batam 65 persen, Yogyakarta 60 persen, serta Indonesia Timur berkisar 55-60 persen.
"Pada Desember 2013 justru sempat meningkat karena kemungkinan proses pemilu yakni banyak rapat dan konsolidasi dilakukan di hotel-hotel," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan berdasarkan penelitian Nielsen, setiap ada pemilu, consumer confidence naik baru kemudian kembali menurun ke angka normal. "Saya anggap hal itu juga terjadi untuk konsumsi travel bagi wisatawan nusantara," katanya.
Menparekraf mengamati proses pemilu memberikan dampak langsung terhadap sejumlah sektor pendukung pariwisata, yaitu di antaranya transportasi, akomodasi, tekstil dan garmen, serta jasa hiburan.
Kemenparekraf berharap pelaksanaan pemilu yang aman agar sektor pariwisata bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR