Nationalgeographic.co.id—Pernah mendengar tentang mitos rumah tusuk sate? Mitosnya, rumah dengan pintu yang selurus dengan jalan dipercayai bisa memberikan energi buruk bagi penghuninya.
Bila Anda pernah mendengar hal tersebut, maka itu adalah sebuah pemahaman tentang fengshui.
Sudah tahu apa itu fengshui sebelumnya? Atau, bahkan Anda pernah menggunakan ilmu fengshui? Feng shui adalah seni Tiongkok kuno yang mempelajari tentang penempatan benda dan tata letak ruang untuk menciptakan keseimbangan energi positif atau chi dalam lingkungan.
Feng shui sudah digunakan sejak 4000 SM, berdasarkan kebudayaan neolitik Yangshao dan Hongsan di Provinsi Henan di Cina. Sejak adanya gejolak politik di Tiongkok pada tahun 1960-an, menjadi awal penyebaran praktik feng shui.
Kota-kota seperti Hong Kong, Taiwan dan Singapura, bahkan negara Eropa yang memiliki komunitas Cina seperti Vancouver (Kanada) menjadi bukti bahwa praktik feng shui sudah mengalami penyebaran secara global.
Namun, feng shui sendiri sering disebut sebagai sebuah kepercayaan terhadap hal-hal tak kasat mata yang bisa membawa kemakmuran.
Studi mengenai feng shui dapat kita temui di jurnal dan artikel ilmiah bidang arsitektur.
Di artikel kali ini, kita akan membahas bagaimana perspektif feng shui di dalam sains.
Studi Jurnal
The US Department of Energy (DoE) menerbitkan artikel ilmiah mengenai literasi energi. Literasi energi adalah pemahaman tentang sifat dan peran energi di dunia dan kehidupan sehari-hari disertai dengan kemampuan untuk menerapkan pemahaman untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah.
Dengan mengerti literasi energi, kita dapat lebih mendalam memahami apakah konsep feng shui bisa dikaitkan dengan sains.
Literasi energi memberikan pemahaman tentang bagaimana energi bisa memberikan pengaruh yang besar kepada alam dan manusianya.
Source | : | Sage Journal |
Penulis | : | Neza Puspita Sari Rusdi |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR