Menurut sebuah jajak pendapat terbaru di Amerika Serikat, empat dari 10 orang percaya Tuhan menciptakan Bumi dan manusia modern (berdasarkan anatomi), kurang dari 10.000 tahun yang lalu. Yang lainnya?
Dijabarkan bahwa sekitar separuh masyarakat di Amerika memercayai bahwa manusia berkembang melalui evolusi jutaan tahun lamanya, sebagian lainnya percaya bahwa Tuhan Allah yang membimbing atau memandu proses itu.
Dari responden yang religius, berpendidikan rendah, dan yang telah berusia lanjut, kebanyakan mendukung pandangan kreasionis — yaitu bahwa Bumi diciptakan antara 6.000 sampai 10.000 tahun lalu. Pendapat ini disebut pula "Bumi muda".
Meskipun, persentase dari orang yang meyakini pandangan ini mulai berkurang seiring dekade, dan persentase orang yang percaya manusia tercipta melalui evolusi tanpa campur tangan Allah meningkat dua kali lipat.
Jajak pendapat itu menemukan, agama sangat positif terkait dengan keyakinan kreasionis, dengan lebih dari dua pertiga dari mereka yang menghadiri pelayanan keagamaan mingguan mendukung aliran "Bumi muda", ketimbang 23 persen dari mereka yang tidak pernah pergi ke gereja mengatakan mendukungnya.
Bagaimana soal faktor pendidikan? Hanya seperempat lebih dari orang-orang yang mengenyam pendidikan tinggi dan sederajat yang memegang keyakinan kreasionis. Bandingkan dengan hingga 57 persen dari orang-orang dengan pendidikan sekolah menengah, berpandangan itu.
Demikian juga sebagian besar orang-orang yang lebih percaya evolusi mengatakan, mereka punya pengetahuan tentang teori tersebut.
Sementara sebaliknya, orang-orang yang lain mengatakan kalau mereka tidak familiar dengan teori, jadi mereka pun cenderung kurang percaya.
Kreasionisme sebenarnya bertentangan dengan konsensus ilmiah. Sebab hampir semua ilmuwan yang mempelajari asal-usul manusia percaya bahwa Homo sapiens berevolusi dari bentuk-bentuk kehidupan lain selama jutaan tahun.
Pada kenyataannya, manusia (individu genus Homo), telah muncul di muka Bumi sejak 2,5 juta tahun lampau.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR