Nationalgeographic.co.id—Di tengah krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kelangkaan air yang kian terasa di seluruh dunia, sebuah konsep baru muncul sebagai peta jalan menuju masa depan berkelanjutan: Ekonomi Biru.
Model ini berakar pada pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar secara bijak dan efisien, dan pengaruhnya kini semakin kuat dalam membentuk kebijakan pemerintah serta strategi bisnis di berbagai sektor—mulai dari perkapalan dan akuakultur, hingga energi dan keuangan.
Menurut Kommersant, Ekonomi Biru bukan hanya membawa manfaat lingkungan yang krusial, tetapi juga membuka peluang bisnis yang signifikan bagi perusahaan yang siap melakukan adaptasi transformatif.
Dari Laut Klasik Hingga Rantai Pasok Global
Ekonomi Biru, seperti dilansir laman arabinform.com, telah mengalami evolusi pesat. Awalnya hanya melingkupi industri maritim klasik seperti pelayaran dan perikanan, cakupannya kini jauh lebih luas.
Konsep ini merangkul beragam aktivitas yang erat kaitannya dengan laut, sungai, dan danau—termasuk industri kimia dan metalurgi, pengembangan infrastruktur pelabuhan modern, pariwisata pesisir yang berkelanjutan, hingga pengelolaan jalur air pedalaman yang efisien.
Perluasan ini menandakan pemahaman baru yang mendalam: air tidak lagi dipandang sekadar sumber daya alam biasa, melainkan aset strategis vital untuk mencapai ketahanan ekonomi dan lingkungan jangka panjang.
Pentingnya air tak terbantahkan. Faktanya, lebih dari sepertiga populasi global bergantung langsung pada ekosistem laut dan air tawar untuk mata pencaharian dan keberlangsungan hidup mereka.
Bahkan, lebih dari 80% perdagangan global diangkut melalui jalur maritim, menunjukkan betapa vitalnya perairan bagi perekonomian dunia.
Namun, dengan intensitas bencana iklim seperti kekeringan ekstrem, banjir, dan badai yang terus meningkat, wilayah pesisir dan sungai menjadi sangat rentan, memicu kekhawatiran global.
Dalam konteks ini, pengelolaan air berkelanjutan pun bertransformasi. Ia bukan lagi sekadar tujuan ekologis semata, melainkan komponen fundamental dalam mitigasi risiko korporasi dan perencanaan ekonomi di level tertinggi.
Baca Juga: Tak Hanya Sukses di Lapangan, Liverpool Juga Juara di Luar Lapangan Lewat Sustainability
KOMENTAR