Nationalgeographic.co.id—Sebagian besar permukaan Bumi ditutupi oleh air. Hampir tiga perempat Bumi adalah lautan, yang membuat planet ini tampak seperti berwarna biru pucat dari angkasa.
Namun, dalam sebuah penelitian ilmiah yang diterbitkan di Nature, para peneliti Jepang telah menemukan bukti kuat bahwa lautan Bumi dulunya berwarna hijau.
Alasan mengapa lautan Bumi tampak berbeda di masa lampau adalah karena kimianya dan evolusi fotosintesis.
Penelitian terbaru tentang lautan hijau pada zaman Arkean dimulai dengan sebuah pengamatan pada perairan di sekitar pulau vulkanik Jepang Iwo Jima memiliki rona kehijauan yang terkait dengan bentuk besi teroksidasi - Fe(III), seperti dilansir dari Live Science.
Alga/ganggang biru-hijau tumbuh subur di perairan hijau di sekitar pulau tersebut. Meskipun namanya alga biru-hijau, alga ini merupakan bakteri primitif dan bukan alga sejati.
Pada zaman Arkean (Archaean eon/arkaekum), nenek moyang dari alga biru-hijau modern berevolusi bersama bakteri lain yang menggunakan besi ferro (ferrous iron) alih-alih air sebagai sumber elektron untuk fotosintesis. Hal ini menunjukkan tingginya kadar besi di lautan.
Organisme fotosintetik menggunakan pigmen (terutama klorofil) dalam sel mereka untuk mengubah CO₂ menjadi gula menggunakan energi matahari. Klorofil memberi warna hijau pada tanaman.
Alga biru-hijau tergolong unik karena mereka memiliki pigmen klorofil yang umum, tetapi juga memiliki pigmen kedua yang disebut phycoerythrobilin (PEB).
Dalam makalah mereka, para peneliti menemukan bahwa alga biru-hijau modern yang telah direkayasa secara genetika dengan PEB tumbuh lebih baik di perairan berwarna hijau.
Meskipun klorofil sangat bagus untuk fotosintesis dalam spektrum cahaya yang terlihat oleh kita, PEB tampaknya lebih unggul dalam kondisi cahaya hijau.
Sebelum munculnya fotosintesis dan oksigen, lautan Bumi mengandung zat besi tereduksi yang terlarut (zat besi yang mengendap saat tidak ada oksigen).
Baca Juga: Selidik Ilmiah Tren Konsumsi Lumut Laut yang Bernilai Miliaran Dolar
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR