Nationalgeographic.co.id—Selain tulang, jejak kaki dinosaurus yang terawetkan (ichnites) juga merupakan bukti nyata keberadaan dinosaurus.
Jejak-jejak kaki ini terbentuk dengan cara yang sama seperti jejak kaki kita saat berjalan di tanah lunak seperti lumpur. Banyak dari bukti pergerakan dinosaurus ini bertahan selama jutaan tahun. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Jejak kaki terbentuk saat tangan atau kaki hewan menginjak tanah. Saat seekor hewan melangkah, tanah di bawah kaki akan tertekan. Perpindahan ini membentuk fitur di bawah jejak yang sebenarnya.
Seekor dinosaurus dapat meninggalkan jejak kaki yang tak terhitung jumlahnya. Agar jejak kaki dinosaurus bisa terbentuk dan terawetkan, kondisinya harus sesuai.
Konsistensi tanah memengaruhi bentuk, ukuran, dan kedalaman jejak serta jejak bawah yang terkait. Untuk mendapatkan jejak yang sempurna, kondisi tanah tidak boleh terlalu keras atau terlalu lunak.
Jika tanahnya terlalu keras, cetakan jejak kaki yang dihasilkan akan sangat dangkal, hanya menampilkan detail yang sangat terbatas, atau tidak terbentuk sama sekali.
Sebaliknya, jika tanahnya terlalu lunak, lintasan itu bisa runtuh dengan sendirinya. Kalau pun jejak ini masih ada, jejak itu akan tampak terdistorsi. Setelah jejak terbentuk, jejak tersebut juga bisa dengan mudah rusak, tertimbun, atau terhanyut air.
Tanah lunak di garis pantai atau dataran lumpur purba merupakan lokasi umum ditemukannya jejak fosil dinosaurus. Sebagai contoh, jejak-jejak yang ditemukan di situs jejak dinosaurus Red Gulch di Wyoming, Amerika Serikat, dibuat pada masa periode Jurassic ketika wilayah ini merupakan garis pantai dari Laut Sundance.
Berbeda dengan tulang yang harus segera tertutup setelah dinosaurus mati agar sebanyak mungkin bagian tubuhnya dapat terawetkan, jejak kaki justru harus mengeras terlebih dahulu oleh panas matahari. Proses ini bisa memakan waktu mulai dari beberapa hari hingga berbulan-bulan, tergantung pada kondisi lingkungan.
Barulah setelah itu, lapisan lumpur, abu, atau material serupa dapat membantu mengawetkan jejak-jejak tersebut.
Di beberapa tempat, jejak fosil membuatnya tampak seolah-olah dinosaurus berjalan di lereng yang sangat curam, seperti lokasi jejak Cal Orcko yang hampir vertikal di Bolivia. Namun, di sinilah geologi tanah telah berubah secara dramatis selama jutaan tahun. Pada masanya, dinosaurus berjalan di tanah yang jauh lebih datar. Situs Cal Orcko adalah dasar sungai sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Baca Juga: Mamalia Sudah Siap Kuasai Bumi Sebelum Asteroid Musnahkan Dinosaurus
Source | : | Natural History Museum |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR